Liputan6.com, Malang - Juara bertahan Jakarta Elektrik PLN mengawali kompetisi bola voli Pertamina Proliga 2016 dengan hasil positif. Tim besutan Tien Mei ini menang 3-0 (25-19, 25-16, dan 25-19) atas Jakarta PGN Popsivo pada putaran I pekan pertama di GOR Ken Arok Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (19/2/2016).
"Alhamdulillah kami dapat menang besar. Jakarta PGN Popsivo adalah tim kuat, tapi kami bisa antisipasi dengan baik semua serangan mereka," kata Asisten Pelatih Jakarta Elektrik PLN Alex Bonapea usai pertandingan.
Baca Juga
- Sebelum ke F1, Rio Haryanto Sudah Digandrungi Fans Wanita
- Valentino Rossi Bawa 'Teman Dekat' di Tes MotoGP Phillip Island
- Bersama Pascal, Rio Haryanto Dapat Fasilitas Sekelas Mercedes
Advertisement
Meski demikian, Alex mengaku masih ada kekurangan yang harus diperbaliki Aprilia Manganang dan kawan-kawan, terutama pertahanan dan passing. "Ini menjadi catatan yang harus segera dibenahi untuk pertandingan berikutnya," ucap Alex.
Sementara itu, Pelatih Jakarta PGN Popsivo Muhamad Ansori menyebut anak asuhnya tampil grogi di pertandingan pertama.
"Pertandingan pertama masih nervous dan sulit menebak permainan. Hari ini kita tertekan, blok jelek, serta gampang bobol," kata Ansori.
Namun, Anshori mengaku timnya beruntung dapat bertemu Jakarta Elektrik PLN di pertandingan. Sebab, ini menjadi modal untuk melihat pola permainan lawan di pertandingan selanjutnya. "Bagus kita bertemu di pertandingan pertama, kalau di final bisa bahaya. Target kami tetap ke final," ujar Ansori.
Terkait penampilan dua pemain asal China, Li Jing dan Yang Zhou, menurutnya masih butuh adaptasi. Selain cuaca, kedua pemain ini juga masih menebak pola permainan di Indonesia.
"Saat uji coba keduanya tampil baik, tapi hari ini main jelek. Mereka sebenarnya pemain bagus," papar Ansori.
Putra Jakarta Elektrik PLN Kalah dari Jakarta BNI Taplus
Sementara itu, hasil berbeda diraih putra Jakarta Elektrik PLN. Sang juara bertahan kalah dari Jakarta BNI Taplus 1-3 (21-25, 22-25, 25-20, 18-25).
Pelatih Jakarta Elektrik PLN Putut Marhaento mengatakan kekalahan timnya disebabkan terlalu mengikuti permainan Jakarta BNI Taplus. "Pada set keempat seharusnya kita bisa ambil kemenangan, namun kesalahan di set satu dan dua terjadi lagi, yakni pemain terlalu mengikuti ritme BNI Taplus," ujarnya.
Selain itu, sejumlah pemainnya juga kurang percaya diri sehingga sering melakukan kesalahan. "Sudah saya tekankan dari awal, namun tetap saja pemain terlalu buru-buru menyelesaikan set dan kurang tenang menyelesaikan permainan," tutur Putut.
Sementara Pelatih Jakarta BNI Taplus Edwardo De Paolo mengatakan pertandingan pertama ini sangat sulit karena para pemain mayoritas kurang percaya diri. "Kami sangat nerveous dalam pertandingan pertama, saya yakin ada improvisasi sehingga bisa mengatasi masalah di lapangan," paparnya.
Pelatih yang akrab disapa Edu itu mengaku kunci kemenangan timnya karena dirinya sangat percaya kepada pemain. "Saya paham, rekan-rekan di lapangan ada yang tidak paham dengan bahasa Inggris. Namun, saya tekankan agar setiap permainan selalu menghasilkan poin," tandasnya.
Advertisement