Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 20 Februari 1962 atau 54 tahun silam menjadi momen membanggakan bagi warga Amerika Serikat. Astronot asal Negeri Paman Sam, John Gleen berhasil menyelesaikan misi luar angkasa dengan melakukan rotasi mengitari Bumi.
Seperti dimuat BBC on This Day, dengan menggunakan pesawat luar angkasa "Friendship Seven", Gleen berhasil memutari Bumi sebanyak tiga kali dengan jarak keseluruhan 81.000 mil atau sekitar 130 ribu km dengan kecepatan 17.000 meter per jam atau sekitar 27.000 km per jam.
Advertisement
Perjalanan orbit itu diselesaikan Gleen yang kala itu berusia 40 tahun, hanya dalam waktu 4 jam 56 menit. "Saya melihat bola api ketika itu," ungkap astronot tersebut.
Pesawat luar angkasa Gleen meluncur dari tanah Cape Canaveral, Florida pada 20 Februari 1962 pukul 14.47 waktu setempat. Sekitar 4 jam kemudian, Gleen kembali dengan selamat dan mendarat di Puerto-Rico.
Sebelumnya Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengerahkan 24 pesawat di sejumlah titik yang menjadi lokasi potensial pendaratan pesawat Gleen yang hendak dijemput.
Berkat keberhasilannya, nama Gleen terus disanjung-sanjung seluruh warga Amerika Serikat, termasuk Kepala Negara.
"Negara bangga dengan prestasi Anda, Gleen. Anda telah menyelesaikan tugas dengan baik," ujar Presiden Amerika Serikat saat itu, John F Kennedy.
Ratu Inggris dan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan juga mengucapkan selamat atas keberhasilan John Gleen.
Selepas dari misinya, Gleen terjun ke dunia politik dan menjadi senator Partai Demokrat di Negara Bagian Ohio selama 24 tahun. Selama itu pula, ia memperjuangkan isu pertahanan di luar angkasa.
Pada usianya yang sudah memasuki lanjut usia, 77 tahun, jiwa antariksa Gleen tetap membara. Ia kembali terbang ke luar angkasa dan berhasil menyelesaikan misinya selama 9 hari, dan menjadi astronot tertua yang pernah berada di antariksa.
Dalam proses penerbangan Gleen menuju luar angkasa, Presiden Bill Clinton berkumpul di Kennedy Space Centre bersama pejabat pemerintah untuk menyaksikan peluncuran roket yang membawa Gleen.
Sejarah lain mencatat pada 20 Februari 1967, Sukarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan kepada Soeharto di Istana Merdeka, kemudian Soeharto menjadi pemimpin Indonesia secara de facto.