Liputan6.com, Bogota - Lebih dari 100 orang hilang secara misterius Bogota. Mereka raib di satu tempat, yakni di lembaga pemasyarakatan La Modelo, salah satu penjara terbesar dan terpadat di seluruh Kolombia.
Pada tahun 2000, jenazah seorang narapidana yang dinyatakan hilang ditemukan 8 hari kemudian di saluran pembuangan limbah penjara, dalam kondisi mengenaskan. Jasadnya termutilasi dan dijejalkan dalam sebuah kantung plastik.
Pascapenemuan, 17 narapidana menghilang di tengah perkelahian maut di dalam penjara. Keberadaan mereka tak pernah ditemukan hingga kini.
Sejak itu, rumor bahwa sejumlah narapidana dan pengunjung La Modelo hilang, menyebar luas. Mereka diduga menemui nasib nahas, dibunuh, dimutilasi, dan jasadnya dibuang di saluran limbah yang ada di bawah penjara itu.
Belakangan, aparat Kolombia menginvestigasi kasus tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Penyelidikan difokuskan ke La Modelo. Meski, aparat menduga, praktik mutilasi dan pembuangan jasad ke saluran limbah mungkin dilakukan di penjara lain di kota Popayan, Bucaramanga, dan Barranquilla antara tahun 1999-2001.
Caterina Heyck Puyana, jaksa khusus yang menangani kasus tersebut mengatakan, kantor Kejaksaan Agung selama berbulan-bulan telah menginvestigasi apa yang terjadi di La Modelo.
"Jelang akhir tahun lalu kami menyelidiki dugaan penghilangan dan mutilasi sejumlah korban -- yang belum ditentukan jumlahnya -- di penjara La Modelo di Bogota," kata dia seperti dikutip dari CNN, Sabtu (20/2/2016).
"Korbannya adalah para narapidana, pengunjung, juga orang-orang yang tak ada kaitannya dengan penjara. Jasad mereka dilemparkan ke pipa saluran limbah."
Berkat Perempuan Pemberani
Keputusan untuk melakukan penyelidikan didasari kasus yang melibatkan 2 mantan anggota paramiliter, Mario Jaimes Mejia alias 'El Panadero' dan Alejandro Cardenas Orozco alias JJ.
Aparat mengatakan, Jaimes adalah mantan pemimpin paramiliter di Santader. Saat di penjara di La Modelo, ia dilaporkan menyuap sipir agar menjauh dari area selnya. Pria itu juga memegang kendali akses ke salah satu sayap penjara di mana penghilangan diduga terjadi.
Keduanya diperkarakan karena menyiksa, menculik, dan melakukan kejahatan seksual atas Jineth Bedoya, jurnalis Kolombia yang melakukan investigasi atas pembunuhan, penghilangan, dan penyelundupan senjata, serta korupsi di La Modelo pada Mei 2000.
Bedoya diculik saat berniat memasuki La Modelo pada 25 Mei 2000, untuk menemui pemimpin paramiliter Mario Jaimes yang menjanjikan informasi untuknya. Jurnalis perempuan itu diculik, dipaksa masuk ke dalam mobil, dan menjadi objek penyiksaan kejam.
Jaimes dan Cardenas berulang kali membantah tuduhan terlibat dalam penculikan tersebut. Namun, keterangan mereka di depan jaksa penyelidik saling bertolak belakang.
Jaksa Caterina Heyck mengatakan, investigasi yang dilakukan pihaknya terinspirasi apa yang dilakukan Bedoya dan pengalaman tragis yang dialami sang jurnalis 16 tahun lalu.
Bedoya muncul di konferensi pers yang sama pada Rabu 17 Februari 2016, ketika jaksa Heyck membuat pengumuman -- meski ia telah melaporkan negaranya ke Komisi HAM Inter-American Commission of Human Rights atas tuduhan mengabaikan kasusnya.
"Saya berterima kasih atas tindakan yang diambil hari ini, yang seharusnya telah dilakukan beberapa tahun lalu," kata Bedoya.
Apapun, jurnalis yang pernah mendapatkan penghargaan International Women of Courage Award pada 2012 itu berharap, kebenaran akan terkuak.
Untuk Bedoya, menemukan kebenaran tentang nasib para korban di La Modelo harus jadi prioritas penegak hukum di Kolombia.
"Ini bukan hanya utang yang harus dibayar kepada seorang Jineth Bedoya, namun ratusan korban lain di La Modelo dan anggota paramiliter," kata dia.
Aparat mengakui, tak mudah untuk menentukan identitas dari lebih dari 100 orang yang hilang antara tahun 1999 dan 2001.
Surat kabar Kolombia El Tiempo melaporkan, aparat belum mulai mencari bagian-bagian jasad manusia dalam sistem saluran pembuangan penjara.