Liputan6.com, London - Pada tahun 1912 - 1913 dilakukan penggalian yang dipimpin oleh W.M. Flinders Petrie di Tarkhan, sebuah pemakaman kuno sekitar 50 km di selatan Kairo, Mesir.
Dalam penggalian tersebut ditemukan tumpukan kain. Namun, tim tersebut tidak pernah menyadari keberadaan gaun di tumpukan bahan itu.
Beberapa puluh tahun kemudian, pada tahun 1977, tumpukan kain tersebut dikirim ke Victoria and Albert Museum untuk disimpan. Saat itu, barulah ditemukan keberadaan gaun di antara 17 jenis tekstil lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Setelah diteliti menggunakan penanggalan radiokarbon, gaun model V-neck dengan detail lipit itu telah dikonfirmasi menjadi yang tertua di dunia. Seperti yang dilansir dari Daily Mail, Kamis (18/2/2016), penelitian yang dilakukan oleh University of Oxford pada tahun 2015 itu, memperkirakan gaun tersebut berasal dari tahun masa 3.482-3.102 SM.
Sebelumnya, beberapa baju dari zaman kuno juga ditemukan oleh para peneliti, namun baju tersebut biasanya hanya digunakan dengan cara dililitkan di badan.
Berbeda dengan hasil penemuan baju kuno sebelumnya, gaun ini mempunyai pola, dijahit, dan disesuaikan dengan bentuk tubuh.
Dalam sebuah artikel yang dimuat dalam jurnal Antiquity, sang penulis, Alice Stevenson, kurator dari Petrie Museum of Egyptian Archaeology dan Michael W. Dee dari Research Laboratory for Archaeology and the History of Art menjelaskan bahwa barang seperti ini sangat langka.
Peneliti mengungkapkan ke National Geographic, bahwa gaun itu kemungkinan besar dimiliki oleh sosok yang kaya pada masanya. Walaupun sekarang nampak seperti baju atasan, namun diperkirakan pada jaman dahulu gaun itu mempunyai panjang hingga menyentuh lantai.
Para peneliti juga menjelaskan bahwa tekstil penyusun gaun tersebut terbuat dari serat rami yang tumbuh dalam waktu singkat.
Tekstil dari serat rami cocok untuk diteliti dengan metode penanggalan karbon.
Dengan kondisi gaun yang utuh, peneliti mengungkapkan bahwa bahan yang digunakan bukanlah dari hasil daur ulang, dan ia pastinya dibuat dengan proses yang tidak sederhana.
Untuk mengatasi potensi kontaminasi seperti minyak atau lemak karena usia, atau perekat dan pengawet dari proses penyimpanan, sampel gaun tersebut dipaparkan ke pelarut organik (aseton, metanol, dan kloroform) pada suhu ruang.