Liputan6.com, Agam - Sebanyak 5 ton ekor ikan keramba jaring apung milik petani tambak di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati mendadak akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang melanda daerah itu sejak Rabu 17 Februari lalu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Agam, Ermanto di Lubuk Basung, mengatakan, 5 ton ikan yang mati mendadak ini jenis nila dan mas ini tersebar di Nagari Bayur, Maninjau dan Duo Koto.
"Ikan yang mati dengan ukuran siap panen beras dari 30 unit keramba jaring apung (KJA). Ikan ini mati semenjak Jumat 19 Februari pagi akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang melanda daerah itu semenjak beberapa hari lalu," ucap Ermanto di Agam, seperti dilansir Antara, Sabtu (20/2/2016).
Dengan kematian ini, menurut Ermanto, petani tambak mengalami kerugian sekitar Rp 18 juta.
Baca Juga
Advertisement
Agar kerugian tidak begitu banyak, ia mengimbau kepada petani segera memanen ikan yang sudah besar, mengurangi memberikan pakan ikan, memindahkan ikan ke kolam dan lainnya. Selanjutnya, mengatur jarak antara KJA dengan KJA lain sekitar 10 meter dan selalu sediakan pompa air untuk menambah oksigen.
Selain itu, petani harus jeda untuk beberapa bulan untuk melakukan aktivitas lain, agar kondisi air menjadi normal. "Apabila kondisi perairan tidak memungkinkan, segera melakukan panen dini, sehingga tidak mengalami kerugian yang cukup besar," ujar Ermanto.
Sebelumnya, DKP Agam akan memberikan surat edaran kepada petani agar mengurangi kepadatan tebar bibit ikan dengan tujuan agar petani tidak mengalami kerugian cukup besar.
Ermanto menambahkan, 5 ton ini merupakan kematian ikan di Danau Maninjau pertama pada 2016. Sementara pada 2015 sekitar 175 ton ikan KJA di Danau Maninjau mati mendadak dengan kerugian sekitar Rp 3 miliar.
Pada 2014 sebanyak 1.087,38 ton, pada 2013 sebanyak delapan ton, pada 2012 sebanyak 300 ton, pada 2011 sebanyak 500 ton, dan 2010 sebanyak 500 ton ikan mati mendadak.
Salah seorang petani KJA di Danau Maninjau, Soni mengatakan ikan KJA miliknya mati sekitar 350 kilogram yang tersebar di 5 dari 18 petak KJA.
"Sebelum mati mendadak, ikan tersebut mengapung mencari oksigen ke permukaan," tutur dia.
Agar tidak mengalami kerugian, ia memanen ikan secara dini yang sudah siap panen, mengurangi pemberian makan dan lainnya.