Liputan6.com, Jakarta - Warga Kalijodo terbangun oleh hiruk pikuk pria-pria berseragam tak lama setelah azan subuh berkumandang. Sejak pukul 04.00 WIB, 66 kafe itu 'disisir'.
Dini hari itu 'wajah' Kalijodo yang sesungguhnya terlihat. Makin jelas, seiring dengan terbitnya sinar mentari.
Dari gudang miras, anak panah beracun dan senjata tajam lain, foto-foto perempuan, hingga poster porno ditemukan di kawasan prostitusi yang sudah dikenal sejak 1930-an itu.
Baca Juga
Advertisement
Barang-barang itu diamankan oleh ribuan aparat gabungan dalam Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar Sabtu dini hari (20/2/2016). Mereka nampak berjaga-jaga di depan kafe-kafe.
Sementara pasukan anti-huru har juga sudah bersiap di seberang Kali Angke. Bayang-bayang rencana penggusuran Kalijodo makin nyata.
Seperti apa penampakan Kalijodo pada dini hari itu?
Kafe Mewah dan Gudang Miras
Di antara kafe-kafe di Kalijodo yang menjadi sasaran Operasi Pekat, tempat hiburan milik Abdul Aziz atau yang karib disapa Daeng Aziz lah yang paling mencuri perhatian.
Apalagi halaman kafe yang paling mewah se-Kalijodo tersebut dijadikan pusat data dan pengumpulan barang temuan oleh aparat. Halamannya memang terbilang luas.
Kafe Intan namanya. Tempat hiburan itu termasuk yang paling mewah di antara kafe-kafe yang berjajar di kawasan kumuh tersebut.
Pantauan Liputan6.com, bangunan berlantai 2 itu seperti sebuah rumah mewah. Masuk ke dalam, terdapat puluhan sofa berwarna cokelat berjajar.
Sisa makanan serta minuman pun masih berserakan. Panggung live music juga turut menghiasi dengan alat band lengkap serta sebuah bar berukuran sedang.
Jika dibandingan dengan kafe lain yang hanya menggunakan meja kayu serta kursi plastik, kafe milik pentolan Kalijodo itu terlihat ekslusif.
Naik ke lantai 2, kamar mandinya nampak cukup luas dengan 2 toilet. Air di sana masih mengucur deras, sepertinya sang pemilik meninggalkan begitu saja.
Namun, saat ingin beranjak melongok penampakan kamar-kamarnya, pintu terkunci rapat. Di kafe itu ditemukan 5 wanita.
Kelimanya langsung didata dan dites urine. Polwan yang mendata mereka menduga, mereka adalah pekerja seks komersial serta muncikari.
Tak berhenti di situ, polisi juga menemukan 1 gudang berisi penuh minuman bir yang masih terisi.
Sementara itu puluhan kondom dan poster porno juga turut ditemukan di Kafe Intan. Beberapa poster tak senonoh itu bahkan dijadikan penghias dinding.
"Memang dari sana kita temukan puluhan kondom serta beberapa poster bugil. Kalau poster itu sudah kita amankan dan sebagian dibuang karena ada yang sudah disobek," ujar salah satu aparat kepolisian di lokasi.
Narkoba dan Anak Panah Beracun
Tiga pemuda di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara juga turut diamankan aparat dalam Operasi Pekat itu. Dari tangan mereka disita bong atau alat hisap sabu.
Para pemuda itu, positif menggunakan narkoba. Mereka terjaring saat Polda Metro Jaya menurunkan ribuan personelnya dalam operasi penyakit masyarakat (Pekat) di kawasan yang akan digusur oleh Pemprov DKI Jakarta dalam waktu dekat.
Seperti disampaikan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Eko Daniyanto. "Mereka positif ampetamin."
Selain 3 pemuda di atas, jajaran Polda Metro Jaya juga mengamankan belasan lainnya. Total ada 17 orang. Mereka, yakni 9 pemilik kafe, 3 pemuda positif menggunakan narkoba, 2 orang yang menyimpan senjata tajam, dan 3 PSK.
Puluhan senjata tajam, ratusan kotak kondom, ratusan anak panah, ribuan kaleng dan botol bir juga ditemukan dari seantero Kalijodo. Seperti dituturkan Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin.
"Ada sekitar 10 ribu-an bir yang kita temukan di sini (Kafe Intan), 400 anak panah yang kami duga beracun," tutur Martuani.
Selain menyita ratusan kondom, polisi juga menyita gunting, palu, linggis, pisau pemotong kue.
"Barang yang diamankan 33 sajam (senjata tajam), 2 palu, 8 linggis, 3 tang, 9 obeng, 1 senapan angin, 436 anak panah, 2 celurit, 9 golok, 1 sangkur, 1 gunting, 1 pahat, 1 kater, 1 tombak, 8 ketapel, 22 karet ketapel," papar Martuani.
Ada pula foto-foto perempuan yang didapat dari kafe-kafe tersebut. Di antara beberapa foto perempuan Kalijodo yang dijadikan barang bukti oleh polisi juga memuat wajah sejumlah anak-anak.
Tak lama, Kepala Divisi Sosial Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mendatangi Kalijodo. Kedatangan dia untuk memastikan hak serta psikologis anak-anak di kawasan tersebut terjamin dan aman setelah digelar Operasi Pekat pagi itu.
KPAI, kata dia, akan mengawal proses penggusuran sampai pindah ke rusun. Ketika sudah di rusun, KPAI juga akan melihat bagaimana pemenuhan hak-hak anak tersebut.
Temuan lain, dari total sekitar 100 anak di Kalijodo, ada beberapa yang trauma karena rencana penggusuran Kalijodo ini, terutama dengan kedatangan aparat keamanan bersenjata lengkap.
"Apakah temuan kami ada yang trauma? Kami jawab, ada beberapa anak yang trauma yah," kata Erlinda.
Kalijodo Kini
Polda Metro Jaya juga memburu para preman di Kalijodo. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Tito Karnavian menginstruksikan kepada jajarannya, meringkus preman yang mereka temukan di kawasan perjudian dan prostitusi itu.
Selain menangkap preman, aparat juga mengetes urine setiap orang yang dianggap mencurigakan, baik itu pengunjung maupun pengelola kafe.
"Petugas akan menyisir setiap kamar dan kafe yang ada di sini, petugas juga tidak akan segan menangkap preman-preman yang melawan," ujar Tito di lokasi.
Untuk itu petugas bakal mendirikan posko di Kalijodo. Tepat di Intan Cafe, kafe termewah se-Kalijodo.
"Preman sudah banyak yang kabur. Di sini (depan Intan Cafe) akan dibangun posko. Anggota akan diposkokan di sini sampai diperlukan," sambung dia.
Kawasan itu benar-benar bakal dijaga ketat. Sejumlah CCTV dipasang di sepanjang Kalijodo. Pemasangan kamera pengintai ini dilakukan sebagai salah satu bentuk penjagaan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal mengatakan, pemasangan itu dilakukan di 4 titik di sepanjang lokasi kawasan Kalijodo. Salah satunya dipasang dekat dengan Kafe Intan, milik pentolan Kalijodo, Daeng Aziz.
Nantinya, semua CCTV yang terpasang, akan langsung terhubung secara online di Polres Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Polda Metro Jaya.
"Itu kan buat pengawasan dan penjagaan di sepanjang kawasan Kalijodo," ujar Iqbal.
Sementara itu, di tempat yang sama, Karops Polda Metro Jaya Kombes Martuani S menuturkan, pemasangan CCTV sebagai upaya identifikasi warga yang keluar masuk kawasan Kalijodo.
Namun begitu warga Kalijodo tak gentar. Seperti Amin. Kedatangan ribuan aparat di pagi pekat itu tak membuatnya takut.
Amin, yang kala itu tengah ngobrol dengan tetangganya langsung memanggil anak istrinya.
"Saya sih kaget, tapi karena kita enggak salah, ya ngapain takut. Saya bilangin, kalau kita enggak salah, jangan takut. Mendingan di luar, biar aja polisinya geledah, palingan cuma pisau dapur yang saya punya," kata Amin.
Pria yang berdagang nasi goreng keliling itu mengaku sempat ditanyai polisi atas 3 buah pisau dapur miliknya.
Beda dengan Amin, perempuan paruh baya yang tak mau menyebutkan namanya mengaku kaget, dengan kedatangan aparat untuk Operasi Pekat itu.
Tapi, perempuan itu mengaku senang sejak ada kabar Kalijodo akan dibongkar. Ia yang baru 5 tahun mengontrak di situ, siap untuk pindah.
"Syukur deh mas, enggak ada musik keras lagi, enggak lihat cewek-cewek nakal lagi. Tapi belum tahu nih mau pindah ke mana, tadi suami udah ngehubungi saudara, buat bantu pindahan," ujar dia.
Warga Kalijodo sudah mendapatkan surat peringatan pertama atau SP 1 dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Surat itu mengimbau warga agar meninggalkan rumah mereka dalam kurun 7 x 24 jam karena lahan tersebut akan dialihfungsikan sebagai ruang terbuka hijau
Mereka pun ditawari untuk tinggal di Rusunawa Pulogebang dan Marunda. Mereka bebas menempati rumah susun itu selama 3 bulan, dan setelahnya dikenai biaya kebersihan dan keamanan.
Advertisement