6 Fakta Operasi Penyakit Masyarakat di Kalijodo

Operasi penyakit masyarakat dipimpin langsung Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian.

oleh Muslim AR diperbarui 20 Feb 2016, 20:01 WIB
Petugas kepolisian saat melakukan operasi Pekat di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (20/2). Operasi ini bukanlah dalam rangka penggusuran yang direncanakan oleh Pemprov DKI Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja menggelar operasi penyakit masyarakat atau pekat di kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/2/2016) pagi.

Dalam operasi yang dipimpin langsung Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian itu, aparat gabungan menemukan sejumlah pelanggaran. Aparat gabungan juga menangkap 17 warga Kalijodo yang diduga melanggar hukum.

Berikut 6 fakta terkait operasi pekat yang dirangkum Liputan6.com:


1. Libatkan 6.524 Personel

Petugas TNI AD saat melakukan operasi Pekat di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (20/2). Operasi ini bukanlah dalam rangka penggusuran yang direncanakan oleh Pemprov DKI Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ribuan aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja diturunkan  dalam penyakit masyarakat atau pekat di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, jumlah yang dikerahkan yaitu dari 600 personel TNI, Pemprov DKI ada 2.492 personel, Satgasda 2.732 personel, dan Satgares, 700 personel.

Total ada 6.524 personel yang akan diberangkatkan ke Kalijodo.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan, operasi ini bukanlah bagian dari rencana penggusuran Kalijodo yang dilakukan oleh Pemprov DKI.

Menurut Tito, hal yang menjadi target operasinya adalah senjata tajam, narkotika, minuman keras atau miras ilegal, serta premanisme.

"Ini murni operasi pekat. Di mana 2 minggu lalu, akibat miras ilegal, ada peristiwa di mana pengunjung Kalijodo mabuk dan menewaskan 4 orang. Nyawa 4 itu tidak boleh dianggap kecil," ujar Tito.

Tito pun menegaskan, banyaknya aparat gabungan ini, bukanlah hal yang dilebihkan. Menurut dia, ini merupakan hal biasa.

"Pengerahan pasukan ini merupakan hal yang biasa. Sama seperti di Berlan, sama seperti di Kampung Ambon. Jadi ini sudah biasa," Tito memungkasi.


2. Tidak Ada Pembongkaran

Suasana di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, pada Kamis (18/2/2016) malam. (Liputan6.com/Muslim AR)

Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Kukuh Hadisantoso mengatakan pihaknya menerjunkan setidaknya 600 personel.

"Hari ini kita kerahkan 600 personel untuk membantu aparat kepolisian," ujar Kukuh di depan pintu masuk kawasan Kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2/2016).

Dia pun mengingatkan, dalam operasi pekat ini tidak akan ada penertiban dan pembongkaran.

"Hari ini hajatnya kepolisian, jadi tidak ada penertiban dan pembongkaran. Fungsi kita hanya membantu pihak polisi saja," Kukuh menegaskan.

Dia pun mengingatkan, pihaknya masih terikat dengan prosedur pemberian surat peringatan yang telah dikeluarkan oleh pihak Pemprov DKI Jakarta.

"Kita ini masih terikat dengan prosedur 7,3,1 (waktu lamanya SP1). Nanti saat waktunya selesai, itu baru hajat kami. Bisa 2.500 personel pas hari H kita kerahkan," ungkap Kukuh.

Dia pun juga menuturkan, jika nanti ada warga Kalijodo yang ingin pindah, maka aparatnya akan sedia membantu.

"Kalau ada warga yang ingin pindah, maka Satpol PP siap melayani. Bahkan bisa menggunakan kendaraan kami," ucap Kukuh.


3. Temukan Gudang Miras

Petugas mendata miras saat operasi pekat di kawasan kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2/2016). Polda Metro Jaya bersama TNI serta Satpol PP, Operasi penyakit masyarakat di kawasan kalijodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Aparat gabungan dari Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya menyisir semua kafe di kawasan Kalijodo, Jakarta. Salah satu kafe yang menjadi sasaran adalah Intan Cafe, yang dimiliki pentolan Kalijodo Daeng Aziz.

Pantauan Liputan6.com, 5 wanita sempat diamankan di sana. Kelimanya langsung didata dan dites urine. Polwan yang mendata mereka menduga, mereka adalah pekerja seks komersial serta muncikari.

Polisi anti huruhara pun dikerahkan ke kafe tersebut. Mereka menjaga ketat kafe milik pentolan Kalijodo tersebut. Bukan hanya itu, polisi juga menemukan 1 gudang berisi penuh minuman bir yang masih terisi.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, pihaknya akan menyelidiki siapa yang memasok minuman tersebut.

"Jika memang itu ilegal dan tanpa izin, kita akan selidiki. Kita akan proses secara hukum," kata Tito.

Tito menyatakan, dia sudah mendapatkan informasi atas siapa pemasok minuman tersebut. "Kita sudah mendapatkan informasi. Tapi enggak saya jelaskan dulu (siapanya)," ujar Tito.

"Diduga itu semua memang punya Aziz. Bukan Daeng ya dia," imbuh Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti di lokasi.


4. Dipasang CCTV

Polisi memasang CCTV di kawasan Kalijodo

Polda Metro Jaya memasang kamera CCTV di sepanjang kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Pemasangan kamera pengintai ini dilakukan sebagai salah satu bentuk penjagaan.

"Itu kan buat pengawasan dan penjagaan di sepanjang kawasan Kalijodo," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal di lokasi, Sabtu (20/2/2016).

Dia mengatakan, pemasangan itu dilakukan di 4 titik di sepanjang lokasi kawasan Kalijodo. Salah satunya dipasang dekat dengan Kafe Intan, milik pentolan Kalijodo, Abdul Aziz atau Daeng Aziz.

Nantinya, semua CCTV yang terpasang, akan langsung terhubung secara online di Polres Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Polda Metro Jaya.

"Total ada 4 titik semuanya kita pasangi CCTV. Nanti akan langsung terhubung dan langsung online ke Polres dan ke Polda juga," ungkap Iqbal.

Sementara itu, di tempat yang sama, Karops Polda Metro Jaya Kombes Martuani S menuturkan, pemasangan CCTV sebagai upaya identifikasi warga yang keluar masuk kawasan Kalijodo.

"CCTV ini nanti untuk identifikasi saja siapa saja yang akan datang ke sini dan sifatnya tidak permanen hanya insidental saja," ‎tutup Martuan.


5. 17 Orang Diamankan

3 pemuda ditangkap polisi saat operasi pekat di Kalijodo

Sebanyak 3 pemuda di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara diamankan aparat dalam Operasi Pekat yang digelar sejak dini hari tadi. Dari tangan mereka disita bong atau alat isap sabu.

Para pemuda itu, positif menggunakan narkoba. Mereka terjaring saat Polda Metro Jaya menurunkan ribuan personelnya dalam operasi penyakit masyarakat (Pekat) di kawasan yang akan digusur oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam waktu dekat.

"Mereka positif amphetamine," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Eko Daniyanto di Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/2/2016).

Saat ini, ketiga pemuda itu telah digelandang ke Polres Jakarta Utara. Mereka dibawa aparat guna pemeriksaan lebih lanjut.

"Untuk pemeriksaan lebih lanjut, mereka kita bawa ke Kasat Narkoba Jakarta Utara," ucap Eko.

Selain 3 pemuda di atas, jajaran Polda Metro Jaya juga mengamankan belasan lainnya. Total ada 17 orang. Seperti disampaikan Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin.

"9 Orang pemilik kafe, 3 orang positif menggunakan narkoba, 2 orang simpan senjata tajam, dan 3 orang PSK," urai Martuani.


6. Temukan 200 Kotak Kondom

Petugas menemukan sejumlah kondom di kawasan kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2/2016). Polda Metro Jaya bersama TNI serta Satpol PP, Operasi penyakit masyarakat di kawasan kalijodo. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Puluhan senjata tajam, ratusan kotak kondom, ratusan anak panah, ribuan kaleng dan botol bir ditemukan di Kalijodo, Jakarta Utara.

Barang-barang itu diamankan lewat Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang melibatkan ribuan aparat gabungan Polda Metro Jaya, TNI, dan Satpol PP.

"Ada sekitar 10 ribuan bir yang kita temukan di sini (Kafe Intan), 400 anak panah yang kami duga beracun," ujar Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin di lokasi, Jakarta, Sabtu (20/2/2016).

Operasi Pekat yang digelar sejak pukul 04.00 WIB itu menyasar 66 kafe di kawasan Kalijodo, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Selain menyita ratusan kondom, polisi juga menyita gunting, palu, linggis, pisau pemotong kue, dan foto-foto perempuan yang didapat dari kafe-kafe tersebut.

Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti menyatakan, barang bukti terbanyak didapatkan dari Kafe Intan. Kafe tersebut diduga milik pentolan Kalijodo, Abdul Azis atau yang karib disapa dengan Daeng Aziz.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya