Liputan6.com, Buleleng - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Bali akan segera berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buleleng terkait penemuan sumber air panas yang mengeluarkan asap putih di Desa Banyupoh.
"Setelah mendapatkan laporan dari kepala desa setempat dan sudah menurunkan tim untuk melakukan pengecekan sementara, apakah berbahaya atau tidak," ujar Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Ketut Yasa di Singaraja, dikutip Antara, Minggu 21 Februari 2016.
Dari hasil laporan anggota BPBD, sumber air tersebut berasal dari lubang kecil terlokasi di salah satu rumah warga yang mengeluarkan air panas dengan debit air relatif kecil. "Jadi, asumsi sementara tidak membahayakan," kata Ketut Yasa.
Namun, kata dia, pihaknya belum berani memastikan apakah air itu mengandung belerang atau jenis air panas sumber lain.
Baca Juga
- Tanah Bergeser di Garut, Warga Dengar Suara Ledakan
- Sariman Cilacap, Lulusan SD Sukses Ciptakan Mesin Aspal
- Hamil, SW Tetap Jalankan Bisnis Prostitusi Online
Advertisement
"Kami belum berani memastikan akan diselidiki lebih intensif lagi nanti," ujarnya.
Ketut Yasa menambahkan memang banyak ditemukan sumber mata air panas dari belerang di wilayah Buleleng bagian barat dengan berbagai intensitas debit air.
"Ada yang besar dan ada pula yang hanya berdebit kecil," kata dia.
Menurut dia, wilayah Buleleng bagian barat meliputi Kecamatan Gerokgak dan sekitarnya merupakan daerah vulkanik sehingga menyimpan air belerang dalam jumlah cukup banyak.
Yasa menjelaskan, di wilayah objek wisata Pemuteran, Desa Banyupoh dan wilayah lain di sebelah timur terdapat beberapa titik mata air panas digunakan untuk berbagai kebutuhan.
"Salah satu di desa Pemuteran digunakan sebagai daya tarik objek wisata dengan menyediakan kolam-kolam bagi wisatawan yang datang ke wilayah itu," katanya.