Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan tak lekang dimakan waktu, namun sulit ditaksir nilainya. Sejumlah penelitian telah dilakukan sepanjang sejarah untuk menentukan siapa orang-orang terkaya. Namun hal ini hampir mustahil untuk dilakukan.
Dikutip dari todayifoundout.com, Senin (22/2/2016), penyesuaian inflasi menjadi salah satu hambatan. Nilai sebuah benda dan mata uang yang beragam, sulit untuk ditentukan seiring berjalannya waktu.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, catatan dan perhitungan juga sudah banyak yang hilang. Satu-satunya cara untuk menentukan kekayaan seseorang selama ratusan tahun lalu hanya berdasarkan kisah, legenda, atau catatan tertulis sejenisnya.
Namun, guna menjawab pertanyaan tersebut, berikut adalah daftar 'orang terkaya' dari abad ke abad, diawali dari abad ke-11.
Mereka yang tercantum dalam daftar dikaitkan dengan abad di mana berada di “puncak kekayaannya” dan ada orang yang hidup di dua abad yang berbeda.
Berikut ini adalah daftarnya:
Abad ke-11: William Sang Penakluk—senilai $230 miliar (Rp 3.091 triliun)
Ada sejumlah pemikiran yang mengacu kepada melimpahnya sumber alam dan pengaruh atas perdagangan emas pada masanya, Raja Tenkamenin dari Ghana layak dinobatkan sebagai orang terkaya di abad ke-11.
Menurut dugaan yang lebih bersifat legenda dan mengir-ngira, pilihan jatuh kepada William Sang Penakluk, seorang Raja Inggris dari kaum Norman.
Ia meraup kekayannya dengan cara kuno— merampas. Ketika menjadi seorang Raja, ia juga membangun sejumlah istana di seluruh Inggris. Sebagian di antaranya masih berdiri hingga sekarang.
Advertisement
Abad ke-12: Genghis Khan—nilai kekayaan tidak diketahui
Karena catatan yang tak lengkap ataupun hilang, sulit menentukan siapa orang terkaya pada di abad ke-12. Namun, menurut bukti gelar tersebut jatuh kepada Genghis Khan.
Kekaisarannya membentang hingga Eropa Selatan, kira-kira seluas 16,2 juta kilometer persegi. Nilai harta karun, emas, dan benda-benda berharga lainnya dijarah sewaktu ia menjajah wilayah yang sangat luas itu.
Walaupun demikian, ada legenda yang mengatakan bahwa ia tinggal di dalam tenda. Menurut dugaan, ia menjarah bukan untuk mendapatkan kekayaan yang berlimpah, namun semata-mata untuk membuat malu musuh-musuhnya
Abad ke-13: Filippo di Amedeo de Peruzzi – senilai $100 miliar hingga $200 miliar (antara Rp 1.344 triliun hingga 2.688 triliun)
Dugaan orang terkaya di abad ke-13 mengarah kepada Kublai Khan—cucu Genghis Khan. Namun, sejumlah sumber mengarahkan kepada seorang bankir terkaya di Florence, Italia, sebagai orang terkaya pada masanya.
Filippo di Amedeo de Peruzzi dan keluarganya memodali berbagai bisnis, memiliki sejumlah kapal, mengusahakan hotel, dan menimbun emas, rempah-rempah, serta perhiasan.
Sedemikian kayanya Peruzzi, sehingga bahkan kerajaan-kerajaan dan Paus meminta pinjaman uang kepadanya. Bahkan setelah Filippo wafat pada 1303, keluarganya melanjutkan bisnisnya hingga akhirnya 150 tahun kemudian mereka meminjamkan uang kepada Edward III dari Inggris untuk mendanai Perang 100 Tahun.
Ketika sang raja tidak mampu mengembalikan pinjaman, kekayaan keluarga Peruzzi tergerus. Mereka pun didepak dari kota Florence oleh Raja Prancis yang memenangkan perang.
Advertisement
Abad ke-14: Mansa Musa I— senilai kira-kira $400 miliar (Rp 5.376 triliun)
Orang terkaya sepanjang sejarah bukanlah Bill Gates atau John D. Rockefeller, melainkan seorang kaisar dari Mali di abad ke-14 yang wilayahnya mencakup Ghana, Timbuktu dan Mali masa kini.
Kekayaan sumber daya alam di kawasan itu—termasuk garam dan emas— turut andil dalam kekayaannya yang luar biasa.
Ia membangun sejumlah masjid berlapis emas, beberapa di antaranya masih tegak berdiri hingga sekarang.
Abad ke-14 sebenarnya memiliki sejumlah orang yang bisa dibilang ‘orang terkaya sepanjang sejarah’, misalnya Richard Fitz Alan (kekayaan senilai US$118 miliar atau Rp 1.586 triliun) dan John dari Gaunt (senilai $110 miliar atau Rp 1.478 triliun), walaupun ia diragukan keningratannya.
Abad ke-15: Jakob Fugger—senilai $60 miliar (Rp 806 triliun) hingga $275 miliar (Rp 3.696 triliun)
Fugger juga bergelut dalam perbankan dan pernah meminjamkan uang kepada Raja Charles V untuk memastikannya ia 'terpilih' sebagai Tahta Suci Romawi.
Sebagai hadiah, Charles V memberi hak kepada Fugger untuk mencetak sendiri uangnya—sedemikian kayanya sehingga ia mampu mengedarkan uang.
Alasan mengapa taksiran kekayaannya demikian luas adalah karena tidak diketahuinya nilai seluruh properti dan armada perdagangan miliknya. Namun, itu tak jadi masalah, ia tetap saja dikenal sebagai 'Jakob si Kaya.'
Advertisement
Abad ke-16: Sulaiman al-Qonuni—taksiran kekayaan tidak diketahui
Sebagai penguasa Kesultanan Ottoman yang digdaya dan luas, kekayaan Sulaiman dapat diukur menurut kekuasaan, wilayah, emas, perhiasan, dan topi-topi raksasa. Tapi ada juga yang mengukur kekuasannya berdasarkan jumlah wanita yang menjadi haremnya, yang disebut-sebut mencapai lebih dari 2.000 orang.
Berdasarkan sejumlah catatan, ia juga pendukung reformasi sosial dan melindungi warganya dengan menegakkan peraturan-peraturan anti diskriminasi yang melarang perlakuan tidak adil berdasarkan garis keturunan seseorang.
Abad ke-17: Aurangzeb—nilai kekayaan diduga sekitar $19 miliar (Rp 255 tiliun)
Ia menjadi penguasa India setelah memenangkan 'Perang Suksesi' melawan 3 saudara lelakinya dan memenjarakan ayahnya.
Disebutkan bahwa ia meraih $38 juta (Rp 510 miliar) dalam bentuk uang kutipan, sehingga selama 49 tahun kekuasaannya nilainya kira-kira $19 miliar menurut nilai mata uang sekarang.
Advertisement
Abad ke-18: Stephen Girard—kekayaan senilai kira-kira $105 miliar (Rp 1.410 triliun)
Perhitungan untuk abad ini cukup rumit karena ada beberapa mogul yang menumpuk kekayaan pada abad ke-18 dan terus lanjut hingga abad ke-19.
Warga AS kelahiran Prancis ini secara pribadi memodali dan menyelamatkan Amerika dari keruntuhan finansial selama Perang 1812 dan sepertinya menjadi pilihan yang cocok untuk dinobatkan sebagai yang terkaya.
Ia memiliki banyak kapal dan armada, sehingga menjadikannya paling terlibat dalam sebagian besar perdagangan yang masuk ke pelabuhan-pelabuhan besar abad ke-18 di AS.
Pria yang dipandang sebagai orang AS terkaya ke empat sepanjang sejarah ini tidak memiliki anak dan mewariskan sebagian besar uangnya untuk kota Philadelphia.
Abad ke-19: Keluarga Rotschild—senilai $350 miliar (Rp 4.700 triliun)
Sebagai anggota keluarga para bankir di London, kekayaan ini tidak bisa dikaitkan hanya kepada satu orang saja, walaupun Nathan Mayer adalah yang terkaya di antara 4 orang abang-beradik.
Semua bermula ketika mereka membantu membiayai Perang Napoleon (1803-1815), yang menghasilkan keuntungan US$ 1 miliar (Rp 13,4 triliun) pertama. Sejak saat itu, mereka secara bersama-sama meraup harta pribadi terbesar dalam sejarah modern.
Dinasti ini meneruskan usaha di Eropa dengan investasi real estate dan energi . Sejumlah ekonom yakin kekayaan keluarga Rothschild sebenarnya berjumlah 1 trilliun dollar secara bersama-sama.
Advertisement
Abad ke-20: John D. Rockefeller— senilai $340 miliar (Rp 4.083 triliun)
Pada pergantian menuju abad ke-20, komoditas paling bernilai di dunia bukanlah wilayah atau harem, melainkan minyak. John D. Rockefeller adalah jagoan minyak yang meraih keuntungan darinya. Ia kerap dipandang sebagai orang terkaya ke 3 sepanjang sejarah (dengan penyesuaian pada inflasi).
Sebagai pemimpin Standard Oil, ia pernah menguasai lebih dari 90% produksi minyak dunia. Bahkan, ketika pada 1911 diterbitkan UU Antitrust Sherman untuk memecah Standard Oil menjadi 34 perusahaan terpisah, Rockefeller malah bertambah kaya hingga $900 juta (Rp 12,1 triliun).
Abad ke -21: Muammar Gaddafi—senilai $200 miliar (Rp 2.686 triliun)
Walaupun baru 14 tahun memasuki abad ini, orang terkaya di abad ke-21 ditengarai sebagai orang terkaya ke 8 sepanjang sejarah. Bukan Bill Gates atau Warren Buffett.
Diktator Libya, Muammar Gaddafi, memerintah negara kaya minyak selama 34 tahun sebelum akhirnya didepak dan terbunuh. Setelah kematiannya, kekayaannya terungkap melalui sejumlah rekeningnya di seluruh dunia.
Beberapa tahun setelah kematiannya, sejauh ini telah ditemukan hampir $200 miliar di sejumlah rekening bank, perusahaan real estate, dan sejumlah investasi yang semuanya dirahasiakan.
Walaupun diperoleh dengan berbagai cara, ternyata secara rahasia Gaddafi sejauh ini memiliki kekayaan melebihi siapapun di abad ini.
Advertisement