Liputan6.com, New Delhi - Setidaknya 10 orang tewas dan 150 terluka setelah sekelompok orang berunjuk rasa di depan komunitas pertanian Jat, India. Para demonstran tersebut protes terhadap kebijakan kuota pendidikan dan pekerjaan di kasta terendah. Hal itu diungkapkan oleh polisi setempat.
Unjuk rasa yang diakhiri dengan kekerasan terjadi di India Utara, di negara bagian Haryana semenjak Sabtu akhir pekan lalu. Selain itu, demonstrasi itu mempengaruhi suplai air ke ibukota New Delhi karena mereka telah menghentikan sumbernya.
"Sampai pemerintah mencapai keputusan berdasarkan keinginan kami, kami akan menghentikan suplai air, menutup jalan dan akan mengacaukan jadwal kereta ke New Delhi," kata salah satu pemrotes, Satayawan Mor, seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (22/2/2016).
Kepala menteri New Delhi, Arvind Kejriwal mengumumkan penjatahan air terkait dengan aksi yang telah menghentikan suplai air tersebut. Ia juga mengatakan bahwa sekolah-sekolah di kota ditutup demi penghematan.
Baca Juga
Advertisement
Dalam Twitternya, Kejriwal meminta militer untuk membuka kanal air yang mensuplai beberapa area penting.
Ribuan personel militer telah dikerah ke Haryana setelah unjuk rasa yang berkepanjangan semenjak akhir pekan lalu.
Pemrotes dari Jat menuntut bertambahnya jatah pendidikan dan pekerjaaan berdasarkan kasta, termasuk mereka. Pemerintah lokal mengatakan tindakan kaum Jat telah menciptakan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
Konstitusi India memberikan kesempatan bagi kasta terendah kompensasi berupa jatah pendidikan dan lapangan kerja. Jat merupakan salah satu komunitas yang berasal dari kasta terendah mengklaim selama ini mereka mendapatkan perlakuan berbeda dengan sesama kastanya.