Liputan6.com, Boston - Rencana negara bagian di AS untuk membuat koloni buatan bagi ular pohon paling berbahaya, ular derik, menuai protes.
Rencananya, koloni buatan itu diletakkan di salah satu pulau kosong di Massachusetts. Namun, para warga dan ahli ular mengkhawatirkan reptil itu bisa lepas menyelinap di antara pepohohan dan menyerang pendaki, nelayan dan pemburu yang kerap kali datang ke pulau kosong itu.
Namun, tidak bagi Tom French dari Divisi Kelautan dan Hewan Liar. Ia mengatakan alasan ketakutan tersebut berlebihan. Ia adalah salah satu direktur yang bakal mengendalikan koloni buatan seluas 10.000 hektar dan mewakili pemerintah negara bagian dalam sesi dengar pendapat.
Tom mengatakan ia menerima sejumlah email dan telepon dari para warga yang ketakutan kalau ular-ular itu bisa kabur dari pulau.
Baca Juga
Advertisement
"Orang-orang takut kalau kita membuat koloni ular di tempat di mana warga berada. Mereka takut, ular itu layaknya kelinci berkembang biak hingga ratusan dan tersebar ke seluruh negeri dan membunuhi manusia," beber Tom seperti dilansir dari ABC News, Senin 22 Februari 2016.
Sejauh ini ada 200 jenis ular asli yang berbahaya. Menyebar di Massachusetts, di kota-kota Boston hingga Berkshires.
Kehilangan habitat akibat ulah manusia mampu membuat reptil berbahaya itu punah secara bersamaan. Itulah proyek koloni di Pulau Quabbinn sangat penting.
Proyek ini telah disetujui oleh Gubernur Charlie Baker.
Warga takut bahwa ular derik bisa berenang, dan pulau itu terhubung dengan daratan utama lewat jalur kecil.
Salah seorang warga yang juga pendaki, Bob Curley mengatakan ia bukannya tak setuju dengan proyek itu, namun ia tak setuju Pulau Quabbinn dijadikan rumah bagi ular itu karena wilayah itu merupakan destinasi bagi para pelancong.
Ular derik sangat pemalu dan hanya menyerang jika diganggu. Sejauh ini belum ada laporan reptil itu mematuk hingga mati di Massachusetts. Tom bahkan mengaku selama 32 tahun kariernya sebagai jagawana belum pernah ada kasus serangan ular derik.