Liputan6.com, Jakarta - Komplek Olahraga Gelora Bung Karno (GBK) tengah berbenah usai pergantian jajaran Direksi pengelolanya. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) berencana mengubah lapangan golf Driving Range menjadi hutan dalam kota yang bersinergi dengan transportasi massal di daerah sekitarnya.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PPK-GBK, Winarto dalam jumpa pers, pada Senin (22/2/2016) sore didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kehutanan Bambang Hendroyono. Usai konferensi pers, keduanya melakukan peninjauan bersama Driving Range GBK seluas 4,6 hektar.
Baca Juga
- Lapangan Golf Komplek GBK Disulap Jadi Hutan Kota
- Pemain Ini Nekat Acungkan Kartu Merah ke Wasit
- 6 Raksasa dan Kurcaci Sepak Bola Dunia
Advertisement
"Menurut Perda, lahan ini adalah zona hijau rekreasi. Sebelumnya memakai istilah zona penyempurnaan hijau rekreasi olahraga. Kami ingin mengamalkan amanah dari Perda, dari lahan komersial menjadi sesuai Perda," kata Winarto.
Hingga 31 Januari lalu, Driving Range masih berfungsi sebagai sarana latihan golf dan terhitung 1 Februari 2016, PPK-GBK menghentikan selutuh kegiatan operasionalnya. Pengalihfungsian sarana olahraga sebagai lahan hijau dikatakan Winarto sudah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi.
Selain Kementerian LH dan Kehutanan, PPK-GBK yang menginduk pada Sekretariat Negara Republik Indonesia (Setneg) tersebut bakal bekerja sama dengan beberapa elemen. Mereka adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Ikatan Arsitek Indonesia, serta manajemen proyek transportasi massal MRT (Mass Rapid Transit).
Terkait kerjasama sinergi transportasi, Winarto mengharapkan kawasan GBK nantinya bisa menyediakan lahan parkir bawah tanah menuju hutan kota. Pada akhirnya, pengalihfungsian lahan bisa memberikan dampak pengurangan kemacetan sekitar Jalan Sudirman.
"Kami juga bicara pada manajemen MRT, kalau dua stasiun depan kawasan diberi nama Stasiun Senayan dan Stasiun GBK. Ini mimpi baru masyarakat Indonesia."
"Setneg sudah menyampaikan laporan pada Presiden dan Bapak Ppresiden setuju ini jadi hutan kota. Kita semua menantikan bayi baru di kota ini. Kami tegaskan konservasi lingkungan malah meningkatkan nilai bisnis kawasan bukan menurunkannya," tutur Winarto lagi.