Liputan6.com, Pontianak - Liong merah muda itu terus meliuk-liuk mengikuti tongkat dewa yang berisi bola merah, mengarah ke lobi hotel. Namun, persis di hadapan Oesman Sapta Odang, naga sepanjang 100 meter itu berhenti. Kepalanya tertunduk, tak meliuk-liuk lagi.
Wakil Ketua MPR yang akrab disapa Oso itu langsung meraih tanduk Liong dan menuliskan kata Oso dengan spidol di kedua tanduknya. Dia juga menggunting segenggam jenggot Liong yang berwarna merah tua.
Oso tampak girang usai memotong jenggot Liong itu, karena prosesi tersebut sekaligus menjadi tanda dibukanya karnaval Cap Go Meh di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Liong itu pun berlalu. Oso beranjak ke depan lobi hotel yang terletak di Jalan Hayam Wuruk, Pontianak.
Rupanya Oso ingin menyaksikan atraksi Barongsai. Pria yang mengenakan kemeja cokelat itu berdiri di depan lobi hotel. Tak lama kemudian, terdengar tabuhan bedug dan simbal beradu. Dua Barongsai berwarna ungu itu pun beraksi.
Baca Juga
Advertisement
Oso terus tersenyum melihat atraksi dua Barongsai itu. Sesekali dia bertepuk tangan saat Barongsai itu berdiri tegak dan beradu. Kedua mata Oso terus tertuju ke atraksi itu, meski beberapa warga Tionghoa menyalaminya.
Usai Barongsai beraksi sekitar 15 menit, Liong merah muda kembali muncul. Naga asal Tionghoa yang digerakkan belasan pemuda asal Yayasan Pemadam Kebakaran Khatulistiwa (YPKK) itu tak mau kalah. Sambil meliuk-liuk, kepala dan ekornya berputar nyaris beradu. Atraksi yang dilakukan 7 kali itu berlangsung sekitar 30 menit.
"Saya tadi sebelum acara suruh pakai baju Tionghoa, supaya terlihat acaranya Cap Go Meh," ujar Oso memulai sambutan perayaan Cap Go Meh 2567, Pontianak, Senin (22/2/2016).
"Kalau Pak Jokowi saat berkunjung ke Kalbar, kunjungan teramai adalah di Kalbar, waktu karnaval. Sekarang saya bilang yang teramai di perayaan Cap Go Meh di Pontianak," sambung dia.
Terselenggaranya perayaan Cap Go Meh ini, kata Oso, bisa terselenggara berkat adanya Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
"Itulah Bhinneka Tunggal Ika, sehingga kita bisa melakukan Cap Go Meh. Anda bisa melakukan apa saja, asal menghayati dan melakukan aturan di wilayah Bangsa Indonesia," kata dia berapi-api.
Banyak agenda yang harus dihadiri Oso. Namun dia memilih menghadiri perayaan Cap Go Meh di Pontinanak, sebagai kampung halamannya.
"Ini hari saya diperintahkan gubenur, padahal saya akan di Cirebon. Gubernur bilang tidak bisa. Tapi enggak apa. Hayaa...sikit-sikit pulang kampung. Asal you kasih ampau saya mau pulang kampung haa...," gurau Oso meniru logat Tionghoa.
Perayaan Cap Go Meh ini dimeriahkan atraksi dari 14 naga, dari naga berukuran panjang belasan meter hingga seratus meter yang bernama Naga Langit. Puluhan Barongsai juga turut memeriahkan acara ini.