Liputan6.com, Jakarta Usia yang sudah menginjak angka 45 tahun tak memadamkan semangat Ibu Nung untuk menimba ilmu dan menyebarkannya kembali.
Dengan modal niat dan ilmu seadanya Ibu Nung mampu peroleh status guru di Sekolah Al-Ghifari, Palmerah,Jakarta Barat.
"Sehari-hari Ibu ngajar dari jam setengah delapan pagi. Di sekolah ngajarin anak-anak itu calistung (membaca, menulis, dan berhitung)", ujarnya kepada Health-Liputan6.com, ditulis Selasa (23/2/2016).
Ibu Nung mengaku kewalahan dan merasa kaku saat pertama kali mengajar. Tapi setelah sering mengikuti pelatihan dari pihak sekolah, Ibu Nung mampu mengatasi kendala selama mengajar.
Baca Juga
Advertisement
"Ya Ibu sering diajak pelatihan kan... Terus sama sering lihat-lihatin guru senior, gimana cara ngajarnya, jadi nambah wawasan," ungkap Ibu Nung.
Tak hanya berprofesi sebagai pengajar dan menerima jasa pijat, keinginan Ibu Nung untuk memperoleh ijazah membuatnya mengikuti pendidikan paket C (jalur pendidikan non-formal yang difasilitasi oleh pemerintah) di SMP Al Hasanah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Setiap seminggu tiga kali Ibu Nung menjalani program pendidikan paket C. Uniknya, sistem pengajaran yang didapatnya tak seperti belajar pada umumnya, melainkan berbentuk seminar hingga jelajah nusantara.
"Kemarin Ibu ikut jelajah nusantara ke Riau selama lima hari, di sana ketemu teman baru ada 800 orang - acaranya dari Kementerian Dalam Negeri. Di situ ya Ibu ikut seminar, kayak belajar mengenai Indonesia tentang pulaunya yang banyak dan masih kosong gitu-gitu...", ujarnya dengan semangat.
Ibu Nung pun melanjutkan berbagi cerita pengalamannya ikut seminar lima hari itu. Dia menceritakan kembali hal lucu yang dialami.
"Di sana kan kenalan (dengan) banyak orang, orang lain mah dikenal karena profesinya. Eh.. kalo ibu mah terkenal gara-gara anaknya banyak," ungkapnya sambil tertawa.
Ibu Nung juga mengutarakan harapannya pada pemerintah agar diberikan tempat belajar mengaji bagi para anak pemulung di kawasan tempat tinggalnya.
"Ibu pengen sebenarnya punya tempat belajar-mengajar. Ini kan Ibu tinggal di sini juga cuma sewa tanah, terus di belakang persis kali takutnya ada pelebaran kali. Ya kalo ada pelebaran kali Ibu takut digusur, ya tapi Allah mah Maha Tahu ya...", ucapnya.
Selain ingin punya tempat mengaji sendiri, harapannya tak lain ingin bisa membiayai pendidikan keenam anaknya yang masih sekolah hingga sarjana.
"Tapi menurut Ibu kalo cita-cita mah jangan diucapin ya.. Kita berdoa aja yang penting. Kalo kita banyak ngumbar, jelek," tutup Ibu Nung.