Kesaksian Korban Pelecehan Sesama Pria di Bus Transjakarta

Masa rawan pelecehan saat waktu berangkat dan pulang dalam kondisi bus penuh penumpang.

oleh Audrey SantosoHarun Mahbub diperbarui 23 Feb 2016, 20:21 WIB
Foto: Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Seorang karyawan swasta di Jakarta, MB (35), diduga menjadi korban pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta. Peristiwa terjadi saat bus penuh penumpang di jam sibuk pergi kantor.

Peristiwa tersebut terjadi Senin 22 Februari 2016. Korban saat itu hendak menuju Blok M. Dia lalu memutuskan naik bus Transjakarta dari Halte Sarinah.

"Kondisi bus sangat penuh, tak perlu pegangan juga enggak jatuh," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Korban dan penumpang lain yang naik di Halte Sarinah tidak mendapat tempat duduk. Para penumpang laki-laki atau perempuan berdesak-desakan. Dalam kondisi inilah pelecehan terjadi.

Penumpang menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Rabu (6/1/2016). Mulai 17 Januari mendatang, penghuni rusunawa bisa gratis naik bus Transjakarta hanya dengan menunjukan KTP sesuai domisili rusun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)


Ketika bus mulai meluncur dari Sarinah, korban merasa ada gesekan di bagian vitalnya. Korban mengabaikan dan mengira sebagai gesekan biasa, mengingat para penumpang berdiri berhimpitan.

"Mungkin tergesek tas atau buku penumpang lain," ucap dia.

Namun seiring waktu bus melaju, korban merasa gesekannya kian beraturan. Meski demikian, korban masih beranggapan itu bukan sebuah kesengajaan.

Dia baru menyadari ada yang tidak beres ketika gesekan kian berulang. Bahkan tidak hanya gesekan, terasa ada gerakan tangan berusaha memegang alat vital.

"Begitu saya melihat ke bawah, astaga... ternyata ada tangan beraksi, tangannya laki-laki yang berdiri di depan," kata korban.

Tangan itu terlindung tas yang ditenteng dengan lengannya. Dengan demikan telapak tangannya masih bebas bergerilya. Korban langsung menepis, dan si pencabul beringsut menjauh.

Korban berniat akan memberi pelajaran begitu pelaku turun. Namun saat penumpang mulai sedikit, tersisa beberapa orang dengan ciri-ciri yang sama, yakni berkemeja putih lengan panjang.

"Saya hanya melihat dari belakang, jadi tidak bisa memastikan yang mana, takutnya malah salah," ujar dia.

Seiring kejadian tersebut, korban mengingatkan penumpang lain agar waspada dan lebih berhati-hati. Ancaman di sarana transportasi bukan hanya kejahatan, namun juga pelecehan asusila.

"Penumpang lain harus waspada, para pencabul bergentayangan. Bukan hanya perempuan saja sasarannya," kata korban dengan nada kesal.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengimbau korban untuk segera melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

"Jika korban tak sempat memfoto wajah pelaku, setidaknya tahu ciri-cirinya, bisa membuat laporan. Nanti petugas SPKT akan memilah, ditangani di direktorat mana," kata Iqbal kepada Liputan6.com, Selasa (23/2/2016).

Juru Bicara PT Transjakarta Prasetia Budi mengatakan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap kaum pria memang tidak pernah terdengar. "Ya kalau korbannya perempuan ada beberapa. Tapi kalau pria baru ini," kata Budi.

Budi meminta penumpang yang kenyamanannya terganggu untuk melaporkan apa yang dirasakannya itu kepada petugas Transjakarta.

"Karena ini delik aduan, petugas baru bisa bertindak kalau ada pengaduan dari petugas," imbau Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya