Eximbank Catatkan Laba Rp 1,4 Triliun pada 2015

Di tahun lalu, Eximbank mampu meningkatkan ekspansi pembiayaannya hingga Rp 74,8 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Feb 2016, 13:26 WIB
Direktur Eksekutif Eximbank Ngalim Sawega‎. (Foto: LPEI)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Eximbank mampu mencatatkan kinerja yang positif pada 2015 kemarin. Tercatat, perusahaan yang juga sering disebut dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tersebut mampu mencatatkan laba bersih Rp 1,4 triliun pada 2015. Angka tersebut meningkat 20,7 persen dibandingkan 2014.

Direktur Eksekutif Eximbank Ngalim Sawega‎ mengungkapkan, positifnya kinerja Indonesia Eximbank dikarenakan ekspansi yang dilakukan perusahaan sepanjang 2015. Di tahun lalu, Eximbank mampu meningkatkan ekspansi pembiayaannya hingga Rp 74,8 triliun atau naik 35,5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Ini sangat bagus, oleh karena itu para investor sangat percaya ke kami, baik investor dalam negeri atau luar negeri," kata Ngalim di kantornya, Selasa (23/2/2016).

Peningkatan pembiayaan tersebut diikuti dengan sebaran penyaluran kepada lima sektor ekonomi terbesar seperti perindustrian  dengan porsi 47,19 persen, pertanian  dengan porsi 13,85 persen, pertambangan dengan porsi 12,06 persen, jasa dunia usaha  dengan porsi 6,39 persen, dan pengangkutan  dengan porsi 6,23 persen.

Sebagai lembaga pembiayaan kepanjangan pemerintah, Eximbank juga memberikan perhatian khusus kepada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Perusahaan mencatatkan porsi pembiayaan di sektor tersebut meningkat menjadi 9,71 persen dari sebelumnya 8,21 persen.

Upaya mendukung penetrasi ke non tradisional market juga terus dilakukan oleh LPEI, antara lain dengan adanya pembiayaan ke negara seperti Bangladesh, Hong Kong, Kamboja, Meksiko, Italia, Vietnam, dan Guatemala dengan nilai mencapai Rp 21,5 triliun, atau naik 62 persen dari tahun lalu.

Diakui Ngalim, kinerja ekonomi dunia yang mengalami perlambatan turut mempengaruhi kinerja perusahaan, terutama dalam menjaga rasio pembiayaan bermasalah (NPL) yang tahun ini meningkat menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 2,26 persen.

"Kami akan mencoba melakukan berbagai strategi dalam menghadapi ketidakpastian global ini yang mengakibatkan harga komoditi turun, dan lainnya. Kami ingin NPL tahun ini bisa turun di 2,8 persen," terangnya. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya