Liputan6.com, Jakarta - Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia tampil di luar dugaan. Tim Merah Putih merebut gelar juara di ajang Kualifikasi Piala Thomas 2016 yang berlangsung di Hyderabad, India, 16-21 Februari. Di final, Indonesia menang 3-2 atas Jepang, juara bertahan Piala Thomas. Yang membanggakan, tim Merah Putih juara dengan menurunkan para pemain pelapis.
Baca Juga
- Akhir Cerita Pangeran Roma?
- 5 Pemain 'Pengkhianat' Arsenal dan Barcelona
- Arsenal Vs Barcelona: Hapus Kutukan 16 Besar
Advertisement
Tommy Sugiarto yang biasanya selalu dimainkan sebagai tunggal pertama, kali ini diistirahatkan. Posisi Tommy digantikan Ihsan Maulana Mustofa, yang harus menyerah dari Kento Momota di partai pertama.
Begitu juga dengan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Ganda putra terbaik Indonesia tersebut tidak dimainkan di partai final. Tampil sebagai ganda putra pertama adalah Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Kepercayaan itu dijawab pasangan peraih medali emas SEA Games 2015 ini dengan kemenangan atas Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.
Di partai ketiga, Anthony Sinisuka Ginting kembali menjawab kepercayaan dengan kemenangan. Pebulu tangkis 19 tahun itu menang atas Sho Sasaki untuk membawa Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia unggul 2-1 atas Jepang.
Jepang memang menyamakan skor lewat ganda keduanya, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Namun, Jonatan Christie yang turun di partai terakhir atau penentu, memastikan kemenangan Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia setelah menundukkan Kenta Nishimoto.
Tim Manajer Kualifikasi Piala Thomas Indonesia Rexy Mainaky menilai penampilan para pemain pelapis luar biasa. "Para pemain pelapis sudah bisa membuktikan bahwa mereka mampu mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya di tengah-tengah tekanan yang mereka hadapi di turnamen beregu sekelas Thomas Cup ini," ucap Rexy.
Legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, menilai komposisi tim Kualifikasi Thomas Indonesia saat ini adalah yang terbaik. "Ganda putra sangat solid. Sementara di tunggal putra kita punya kartu AS, Tommy Sugiarto. Dengan pengalaman yang dimiliki, Tommy bisa membimbing para pemain lainnya yang lebih muda," tutur Christian kepada Liputan6.com di sela-sela acara coaching clinic Bakti Olahraga Djaum Foundation di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.
Keikutsertaan Tiongkok di ajang Kualifikasi Piala Thomas 2016 dinilai Christian sangat bagus buat pebulu tangkis muda Indonesia, meski kedua negara tidak bertemu. Tiongkok sebenarnya tidak perlu ikut kualifikasi karena bertindak sebagai tuan rumah.
"Ikutnya Tiongkok di Kualifikasi Piala Thomas ini memang kerugiannya memberikan persaingan yang sangat ketat. Tetapi, positifnya bakal memberikan pengalaman yang bagus untuk para pemain muda kita. Mereka bisa mendapatkan atmosfer persaingan yang lebih keras dan ketat, mengingat ini adalah kejuaraan beregu. Jam terbang mereka pun bisa bertambah," tutur Christian, yang kini melatih di PB Djarum.
"Ihsan, Ginting, serta Jonatan perlu jam terbang lebih banyak dan persaingan yang lebih keras untuk bisa membiasakan diri menghadapi tekanan, apalagi ini pertandingan beregu."
Meski menjadi juara, Christian menilai masih ada yang harus dibenahi tim Thomas Indonesia dalam waktu tiga bulan sebelum putaran final Piala Thomas di Kunshan, Tiongkok, 15-22 Mei 2016 mendatang.
"Untuk persiapan menuju putaran final, dengan sisa waktu tiga bulan, yang harus dilakukan adalah pematangan di sektor tunggal, khususnya tunggal kedua, ketiga, dan keempat," ujar Christian.
"Karena salah satu dari tunggal putra akan menjadi penentu. Karena kalau terjadi draw (2-2), tunggal putra ketiga menentukan. Kalau kita ketinggalan 0-2, tunggal kedua jadi menentukan. Kalau kita leading 2-0, tunggal kedua juga menentukan. Jangan sampai kita leading 2-0, tunggal kedua lewat, ganda putra kedua lewat, dan tunggal ketiga juga lewat," tutur mantan pebulu tangkis nasional itu.
Karena itu, waktu tiga bulan benar-benar harus dapat dimanfaatkan untuk pematangan bagi Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting, serta Jonatan Christie. Namun Tommy Sugiarto, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi juga harus menjaga performa mereka.
Tim Thomas Indonesia punya sejarah bagus jika bermain di Tiongkok. Pada 2002 di Guangzhou, Tiongkok, Indonesia lolos ke final. Saat itu, Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia atas Malaysia. Tim Thomas Indonesia menjadi juara dengan menang 3-2. Semoga prestasi itu terulang kembali tahun ini.