9 Sektor Saham Tertekan, IHSG Susut 54 Poin

Ada sebanyak 186 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah ke level 4.654,05.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Feb 2016, 16:18 WIB
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pelemahan IHSG itu juga didorong dari aksi jual pelaku pasar.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (23/2/2016), IHSG turun 1,16 persen atau 54,56 poin ke level 4.654,05. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,48 persen ke level 810,39. Sebagian besar indeks saham acuan merosot kecuali indeks saham DBX naik 0,25 persen ke level 655,97.

Ada sebanyak 186 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 83 saham menghijau dan 89 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.722,38 dan terendah 4.628,90.

Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 256.649 kali dengan volume perdagangan 4,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,9 triliun.

Investor asing pun mencatatkan aksi jual mencapai Rp 200 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham merosot kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,37 persen. Sektor saham aneka industri turun 2,72 persen, disusul sektor saham industri dasar melemah 2 persen, dan sektor saham manufaktur tergelincir 1,54 persen.

Ada pun saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham GOLD naik 22,47 persen ke level harga Rp 545 per saham, saham KBLM mendaki 14,05 persen ke level Rp 138 per saham, saham PGAS mendaki 1,54 persen ke level harga Rp 2.640 per saham, dan saham TOWR mendaki 4,87 persen ke level Rp 4.200 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham UNTR susut 4,45 persen ke level Rp 15.025 per saham, saham INCO melemah 4,39 persen ke level Rp 1.525 per saham, dan saham ASII tergelincir 3,33 persen ke level Rp 6.525 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi pada Selasa pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,25 persen ke level 19.414,77.

Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,11 persen ke level 1.914, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,37 persen ke level 16.052, indeks saham Shanghai susut 0,81 persen ke level 2.903. Sedangkan indeks saham Singapura menguat 0,43 persen ke level 2.672.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG tertekan didorong sentimen dalam negeri terutama di sektor keuangan. "Tekanan dari efek bank terkait berita simpang siur soal margin perbankan," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, sejumlah sektor saham juga menekan IHSG yaitu sektor saham aneka industri, dan juga keuangan.

"Saham PT Astra International Tbk melemah membuat sektor saham aneka industri tertekan. Astra diuntungkan dari BI Rate turun tetapi ekonomi melambat membuat penjualan turun ditambah persaingan makin banyak," kata William.

Sedangkan sentimen global, William menilai masih positif. Hal itu didukung dari harga minyak dunia yang menguat. "Bursa saham Indonesia masih negatif karena rencana-rencana belum jelas sehingga pelaku pasar menanti kepastian," kata dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya