Liputan6.com, Jakarta - Wajah Eza Gionino kembali terlihat di sinetron baru SCTV berjudul Haji Belajar Ngaji (HBN). Tak seperti di sinetron Halilintar, peran Eza di sinetron yang tayang pada pukul 19.00 WIB sejak Senin (22/2/2016) lalu ini bukanlah sentral.
Kali ini, ia berperan menjadi salah satu dari dua anak buah Akbar yang dimainkan oleh Ramzi, kepala preman yang berkuasa di Tanah Abang. Rupanya, Akbar memiliki rival bernama Amar yang diperankan Hardy Fadhilah.
Suatu hari, kedua preman ini terlibat tawuran di pasar. Amar pun terjepit kala melarikan diri saat dikejar oleh Akbar, dan segerombolan anak buahnya.
Amar pun menyamar sebagai seorang ustad lengkap dengan atributnya setelah keluar dari sebuah toko pakaian. Ia pun ikut rombongan bis para jemaah yang pergi ke pondok pesantren. Semua penumpang mengira dia adalah Ustad Zulfikar, seorang Kiai terkenal yang memiliki jam terbang tinggi. Amar pun tak berkutik hingga tempat tujuan.
Baca Juga
Advertisement
Preman Amar yang semula hanya berpura-pura justru terpesona dengan Nurma (Febby Rastanty), anak pemilik pesantren yang cantik. Sedangkan sebagian santri wanita naksir ustad gadungan.
Episode pertama ditutup dengan terkejutnya Amar melihat foto keluarga sang Kiai. Di sana ada wajah musuh besarnya, Akbar yang tak lain adalah kakak Nurma. Sementara di tempat lain, Akbar dan dua kaki tangannya tengah bersiap ke pondok pesantren. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana reaksi kedua preman ini saat bertemu?
Dengan kisah awal seperti ini, HBN cukup segar sebagai sebuah cerita. Meski mungkin ada baiknya ditayangkan pada bulan puasa. Tapi HBN dengan jajaran pemain seperti di atas, berpotensi menarik minat penonton.
Sinetron ini juga jadi ajang reuni Febby dengan Eza setelah dulu meracuni para remaja lewat akting dan chemistry keduanya di Putih Abu-Abu. HBN juga sekaligus memperkenalkan duet baru, Febby dengan Hardy. Sebelumnya, keduanya pernah main bareng di High School Love Story tahun lalu.
Selain nama-nama di atas, Haji Belajar Ngaji turut dibintangi oleh Nadya Arina, Rendy Kjaernett, Masayu Clara, Irene Librawati, dan masih banyak lagi. Sinetron produksi ScreenPlay Productions (SP) ini mempercayai Tisa TS sebagai penulis skenario. Nama Tisa TS sendiri saat ini tengah berjaya, setelah film kedua SP yang ia tulis; London Love Story sukses menembus 1 juta penonton sejak tayang 4 Februari 2016 lalu.(Puj/Mer)