Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 18 perempuan diduga disekap dalam Kafe Mutiara, Kalijodo. Mereka dikurung di 18 kamar dengan ukuran 3x4 meter. Meski kamarnya cukup mewah, para perempuan yang kemungkinan dipaksa menjadi PSK itu merasa tertindas.
"Saya hampir lupa rupamu, bapak akan meninggalkan aku dan ibu, entah dimana tempatnya aku gak tau. Tetes air mataku membasahi pipi, sepanjang hidup ku merana," begitu tulisan dalam sebuah buku yang ditinggal pemiliknya di salah satu bilik cinta di Kafe Mutiara.
Kafe 4 lantai itu dilapisi keramik, dindingnya dipenuhi kaca. Kamar-kamar di Kafe Mutiara tergolong mewah dari ratusan kamar yang tersebar di 66 kafe lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Setiap PSK diperah keringatnya, mereka diwajibkan melayani hingga belasan tamu tiap malamnya.
Ratu, salah seorang PSK bahkan melayani 17 tamu dalam satu hari. Dari catatan milik Ratu, ia sungguh tersiksa dengan pekerjaannya. Beberapa puisi dan curahan hati ia tulis dalam buku catatan itu.
"Maafkan aku bunda," judul tulisan Ratu di salah satu halaman bukunya.
Dari buku Ratu, tertulis ia berutang pada pengelola atau muncikarinya. Tercatat, Ratu memiliki utang Rp 3,3 Juta, sedangkan pemasukannya Rp 2 juta.
Dalam bukunya, Ratu juga mencatatkan jumlah pria yang ia layani selama bulan Januari 2016, rata-rata Ratu melayani belasan tamu setiap harinya.
Ingin Kabur
Pada Februari, tampaknya Ratu ingin melarikan diri. 3 halaman bukunya dipenuhi denah kafe dan denah jalan gang kawasan Kalijodo.
Denah itu terus diperbaharui di setiap halamannya. Kuat dugaan Ratu disekap dan dipaksa melayani para pria hidung belang. Dari penelusuran Liputan6.com, Selasa (23/2/2016), ke setiap kamar dan mencari setiap tulisan, ditemukan pengumuman dan aturan yang ketat bagi para PSK.
"Warning, #Dilarang keluar kafe tanpa izin!!!, # Diwajibkan lapor apabila mau off !!!, #Dilarang off dengan alasan yang tak jelas!, #Diwajibkan jam 7 harus siap!!!," tulis peringatan dari pengelola kafe yang terpampang di lantai 4.
Peringatan keras itu jadi aturan baku yang harus ditaati semua PSK di kafe itu. Mereka dilarang keluar dari kafe, tak boleh libur melayani tamu, dan jam 7 malam mereka sudah harus cantik dan seksi. Kafe Mutiara hanya aktif pada malam hari.
Ratu hanya akan jadi cerita dari mulut pria ke pria lain. Ratu menjadi legenda bagi pemburu cinta sesaat di Kalijodo yang tinggal hitungan hari umurnya.
Sebelum diratakan pemerintah, Kafe Mutiara telah dijarah, kafe yang ditinggalkan itu berantakan, barang-barang yang masih layak telah dicuri dan diambil orang-orang tak dikenal.
Beberapa orang mengambil barang-barang di kafe itu. Mereka mengaku hanya tukang loak.
"Kami pencuri, hehehe... enggak Mas. Kami hanya tukang loak, sayang beberapa barangnya kalau dibuang, padahal masih bisa dijual. Lemari ini aja bisa laku Rp 300 ribu," ujar seorang pria yang mengaku sebagai tukang loak sambil mengangkat sebuah pintu kayu yang masih baik kondisinya.
Selain barang-barang yang ditinggalkan, hanya kenangan yang tersisa di setiap kamar Kafe Mutiara, dan Ratu raib entah ke mana.