Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berjuang menyelamatkan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) dalam program privatisasi BUMN 2016. Maskapai penerbangan pelat merah ini bangkrut akibat lilitan utang sekitar Rp 15 triliun.
Komisaris PT Regio Aviasi Industri, Ilham Habibie memberikan pandangannya terhadap privatisasi Merpati di tahun ini. Menurutnya, Merpati masih mempunyai kesempatan hidup dan beroperasi kembali, apabila seluruh utang dihapus.
"Boleh saja dihidupkan lagi, tapi utang dihapus dulu," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Hanya saja, Putra BJ Habibie ini mengingatkan tumpukan utang Merpati yang sangat besar. Per Januari 2014, utang BUMN itu sekitar Rp 7 triliun, lalu membengkak dengan nilai mencapai Rp 15 triliun.
Advertisement
"Kalau investor suruh bayar itu, tidak bakal ada yang mau beli Merpati. Siapa yang mau, mending beli lisensinya saja," terang Ilham.
Ia pun mengatakan, utang tersebut sangat berat ditutupi meskipun pemerintah maupun investor menjual aset Merpati. Penyebabnya, armada pesawat milik perusahaan tersebut sudah lama tidak beroperasi.
"Sudah lama tidak terbang yaa, jadi kalaupun masih ada pesawatnya, apa nilainya sama dengan jumlah utang. Belum tentu juga ada yang mau beli aset Merpati," jelas Ilham. (Fik/Ndw)