Liputan6.com, Milan - AC Milan perlahan tapi pasti mulai merangsek ke papan atas klasemen sementara Serie A. Rossoneri kini duduk di urutan 6 dengan raihan 44 poin. Terakhir, Milan sukses menghadang laju tim favorit Napoli di giornata ke-26 di San Paolo Stadium, Selasa 23 Februari 2016.
Sukses skuat asuhan Sinisa Mihajlovic ternyata diikuti penampilan cemerlang para pemainnya. Salah satunya adalah bintang anyar mereka Carlos Bacca. Pemain asal Kolombia ini masuk dalam deretan top skor di liga. Bacca sampai saat ini sudah mencetak 13 gol.
Baca Juga
- Madrid Tertinggal Jauh dari Barca, Efek Zidane Sudah Pudar?
- Pertahanan Juventus Solid, Muenchen Diminta Bermain Cerdas
- Robben Enggan Pikirkan Cetak Gol Lawan Juventus
Advertisement
Sempat tak diperhitungkan saat pindah dari Sevilla, Bacca kini sudah menjelma menjadi bomber berbahaya di depan gawang lawan.
Ada unsur kejutan saat Milan mentransfer Bacca senilai 22,5 juta pounds pada awal musim. Ini hanya karena klub jarang menggelontorkan pengeluaran begitu besar pada satu individu sejak 2002, ketika mereka membawa Alessandro Nesta seharga 23 juta pounds.
Namun sejauh ini, kesepakatan kerja sama Bacca dengan Milan telah bersinergi secara baik. Tidak seperti perekrutan pemain terkemuka lainnya yang memilih pindah musim panas lalu, seperti Radamel Falcao Jackson Martinez, serta Edin Dzeko, dan Christian Benteke, Bacca mampu berkembang di lingkungan yang baru.
Keluarga Miskin
Bacca telah menjelma jadi bintang di Milan, bahkan di Serie A. Namun, pencapaian luar biasa yang direngkuh Bacca ini, tidak didapat dengan mudah. Penuh usaha keras dan perjuangan panjang.
"Pada awalnya saya tinggal di sebuah desa di Puerto, Kolombia, dan bekerja sebagai asisten sopir bus. Hidup jauh dari mudah," tuturnya. "Berikutnya saya harus bekerja sebagai kolektor tiket bus karena saya berasal dari keluarga miskin dan harus mendapatkan uang untuk membantu mereka," kata Bacca dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.
Kondisi finansial keluarganya yang miskin membuat Bacca tak seperti kebanyakan para pemain bertalenta lainnya. Jika pemain lain mengikuti akademi sepak bola sejak kecil, Bacca hanyalah pesepak bola jalanan hingga usianya mencapai 20 tahun.
Pada 2006, ia mencoba peruntungan dengan melakukan trial bersama Atletico Junior. Bacca akhirnya memperkuat Junior di Categoria Primera A, kompetisi teratas Kolombia.
Pada awal 2012, tawaran datang dari sejumlah tim Eropa. Bacca memulai petualangan barunya di daratan itu bersama klub Belgia, Brugge.
Advertisement
Pemain Terbaik
Pada musim keduanya di Eropa, Bacca total mencetak 28 gol dari 44 penampilannya di seluruh kompetisi. Pencapaiannya itu sudah cukup membuatnya menjadi pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak Belgian Pro League dengan 25 gol.
Sukses inilah yang membuat Bacca diboyong Sevilla dengan nilai transfer 7 juta euro. Nama Bacca melambung saat membawa Sevilla menjadi juara Liga Europa dua kali berturut-turut.
Dengan kiprah mentereng bersama Sevilla, Milan tertarik untuk merekrutnya. Milan melirik Bacca setelah gagal mendapatkan pemain depan Kolombia lainnya Jackson Martinez.
Keberhasilan Milan merekrut Bacca cukup mengejutkan karena pemain 28 tahun itu juga diincar beberapa klub Inggris seperti Manchester United dan Liverpool.