Liputan6.com, Makassar - Tedong bonga adalah sebutan warga Makassar untuk kerbau. Sedangkan, Saleko adalah jenis kerbau belang terbaik yang dianggap sebagai kasta tertinggi oleh masyarakat Toraja dan dikeramatkan. Hewan itu kini hadir dalam bentuk patung di Makassar dan menjadi objek selfie.
Terdapat 2 patung kerbau belang itu di Makassar. Lokasi pertama berada di pelataran Anjungan Toraja Mandar di Pantai Losari, Jalan Penghibur, Makassar, Sulawesi Selatan. Satu lagi berada di halan rumah jabatan Gubernur Sulsel di Jalan Jenderal Sudirman, samping Jalan Sungai Tangka, Makassar.
Pemerhati budaya suku Toraja Hendra Nick Arthur mengungkapkan kerbau dalam kebudayaan masyarakat Toraja diyakini sebagai kendaraan bagi arwah menuju puya atau dunia akhirat. Dengan keistimewaan yang dimilikinya, harga kerbau itu bisa mencapai Rp 1 miliar tergantung kondisi tanduk, belang dan ekor.
Baca Juga
Advertisement
"Kerbau memiliki kedudukan unik bagi masyarakat Toraja. Ia diternakkan dan sebagai alat pembajak sawah, sekaligus dianggap hewan sakral dan simbol status sosial," kata Hendra kepada Liputan6.com di Makassar, Selasa 23 Februari 2016.
Dia menyatakan warga Toraja dari kalangan bangsawan mempersembahkan kerbau ketika mereka meninggal. Persembahan itu diadakan melalui ritual Rambu Solo. Dalam ritual yang bisa berlangsung hingga berminggu-minggu itu, kerbau disembelih.
"Dalam kepercayaan Aluk To Dolo atau agama Toraja kuno, Rambu Solo dilakukan oleh keluarga bangsawan. Dan semakin tinggi nilai kebangsawanan, makin besar pula dan mewah acaranya. Tapi, ritual ini bisa juga dilaksanakan oleh non-bangsawan, tetapi memiliki keuangan memadai," jelas Hendra.
Hal senada diungkapkan Marthen Luther, warga Toraja yang bermukim di Makassar. Ia mengaku ritual kematian dengan mengorbankan kerbau sangat tergantung hasil rembuk keluarga besar. Rembukan keluarga itu juga menentukan waktu pelaksanaan ritual.
"Ada yang sampai menyembelih 1.000 kerbau, (tapi) persyaratan wajib minimal 40 ekor dan puluhan babi," ucap Marthen.