Liputan6.com, New York- Pertengahan November 2015, bintang Hollywood era 90-an Charlie Sheen (50) mengaku dirinya mengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus). Hal itu diungkapkannya dalam tayangan sebuah stasiun televisi di Amerika Serikat.
Sontak masyarakat kaget dibuatnya. Masyarakat pun mulai mencari tahu kebenaran kabar ini. Mereka mencari tahu apa itu HIV, bagaimana HIV tak terdeteksi, hingga perbedaan HIV dan AIDS.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan menurut para ahli, gara-gara Sheen kesadaran masyarakat HIV meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir. Pendapat ini diungkap peneliti lewat studi berdasarkan volume berita tentang Sheen serta jumlah penelusuran orang di Google akan HIV.
"Pengakuan Charlie Sheen amat potensial memberitahukan mengenai pencegahan HIV dalam satu dekade terakhir. Lalu, penting kita memikirkan cara meningkatkan efek Charlie Sheen menjadi lebih besar lagi," tutur ahli kesehatan publik dari San Diego University, Hoh Ayres.
Ayres melacak data tentang pemberitaan HIV lewat Google Trends di 2004. Untuk menjaga konsistensi ia juga menganalisis dari data dari Bloomberg. Dari 2004 ke 2015 terjadi penurunan pemberitaan HIV dari 67 per 1000 berita menjadi 12 per 1000 berita seperti dikutip dari laman Huffington Post, Rabu (24/2/2016).
Namun saat Sheen mengungkap dirinya terinfeksi HIV pada 17 November 2015, terjadi peningkatan berita secara tajam hingga 265 persen tentang HIV. Selain itu juga terjadi peningkatan pencarian di internet terkait gejala HIV sebesar 540 persen.