Teknik Pembibitan Jadi Tren di Kalangan Wanita Hamil

Pembibitan vagina dilakukan supaya anak yang lahir caesar mendapat manfaat dari bakteri yang ada di vagina ibu.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Feb 2016, 15:00 WIB
Pembibitan vagina dilakukan supaya anak yang lahir cesar mendapat manfaat dari bakteri yang ada di vagina ibu.

Liputan6.com, Jakarta Memilih proses persalinan adalah hak masing-masing calon ibu. Baik normal maupun caesar sama saja. Yang penting ibu merasa nyaman sehingga bayi lahir selamat dan sehat.

Hanya saja calon ibu perlu tahu bahwa bayi yang lahir melalui proses caesar rentan mengembangkan alergi seperti asma. Satu keuntungan didapat bila melahirkan normal adalah tubuh bayi bakal terpapar bakteri-bakteri menguntungkan saat bergerak menuruni jalan lahir. Penyemaian vagina (vaginal seeding) dirancang guna mengatasi terkait masalah alergi itu. 

Calon ibu di Inggris yang mengetahui hal ini, tetapi memilih melahirkan dengan cara caesar mulai melakukan pembibitan vagina. Permintaan teknik yang dinamai swab (isolasi dengan cara pengencaran) meningkat di banyak rumah sakit.

Namun, para ahli mengimbau agar segera menghentikannya. Menurut mereka, permintaan ini sudah melampaui 'kemampuan' para dokter. Butuh penelitian lanjutan guna memastikan teknik ini benar-benar bekerja.

"Saat ini sudah cukup banyak bukti bahwa perbedaan dalam microbiome yang berhubungan dengan risiko mengembangkan kondisi seperti alergi dan obesitas," kata penulis utama dari Department of Medicine di Imperial College, Dr Aubrey Cunnington, dikutip dari Daily Mail, Rabu (24/2/2016)

Yang terjadi saat ini, orang-orang telah membuat lompatan logika bahwa bakteri usus saling berhubungan dengan operasi caesar dan risiko penyakit ini. "Tapi kita tidak tahu pasti apakah kita dapat mempengaruhi ini hanya dengan menstransfer bakteri pada sampel dari ibu ke bayi," kata Aubrey menekankan.

Menurut Aubrey, pembibitan vagina seringkali dilakukan pasangan dibantu langsung oleh tim medis. Mereka tidak menyadari apa yang dilakukan adalah sia-sia.

"Dokter, perawat, bidan, dan orangtua perlu menyadari mereka melakukan sesuatu yang justru memiliki potensi berisiko karena belum ada bukti sampai saat ini," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya