Liputan6.com, Surabaya - Pasca-penangkapan 5 terduga teroris oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur, patroli dan razia oleh aparat kepolisian semakin gencar dilaksanakan.
Namun, Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji malah meminta maaf. Apa penyebabnya?
"Kalau malam hari ada pemeriksaan dari petugas kami, mohon maaf kalau mengganggu. Tapi, ini semua demi keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan," ujar Anton usai menghadiri acara silaturahmi di Kodam V Brawijaya, Selasa 23 Februari 2016.
Lulusan terbaik Akpol 1983 itu mengatakan patroli dan razia diintensifkan untuk mengantisipasi gejolak yang ada di Jatim, termasuk di antaranya terorisme dan kriminalitas. Tim Gegana Polda Jatim bahkan diterjunkan untuk berpatroli setiap hari di rumah Pangdam V Brawijaya dan Gubernur Jatim.
Baca Juga
Advertisement
"Sejak dulu kita mengantisipasi hal itu. Dan anggota kami tidak pernah berhenti melakukan patroli setiap malam," kata Anton.
Upaya antisipasi juga harus dilakukan warga setempat. Anton mengingatkan aturan bertamu yang menyebutkan para tamu wajib lapor 1x24 jam harus diterapkan kembali oleh masyarakat.
Menurut Anton, hal itu bertujuan agar siapapun tamu yang hendak berkunjung di lingkungan masyarakat, lebih menghargai peraturan yang ada di lingkungan itu. Hal itu juga bisa mencegah dini adanya aksi terorisme maupun masuknya kelompok radikal.
Ditanya tentang terduga teroris yang ditangkap di Desa Ngijo, Kecamayan Karangploso, Malang, Jawa Timur, Anton menambahkan, kelima terduga teroris dibawa langsung ke Jakarta.
"Kelimanya langsung diboyong ke Jakarta. Karena mereka diduga rangkaian dari teror bom yang ada di Thamrin, Jakarta Pusat," kata Anton.