Liputan6.com, Cape Palliser - Sebuah rumah mungil yang dibangun di bibir tebing tepi laut harus menyerah kalah kepada kekuatan alam. Tebing di bawahnya tergerus dan fondasi rumahnya kehilangan tapak di bawahnya.
Dikutip dari laman Newsflare pada Rabu (24/2/2106), seorang warga Selandia Baru menggunakan drone untuk merekam detik-detik runtuhnya rumah itu.
Baca Juga
Advertisement
Dalam bangunan tersebut masih ada sejumlah perabotan yang ditinggalkan begitu saja oleh pemilik sebelumnya.
“Rumah itu kini kosong, ditemukan di Cape Palliser di Selandia Baru dan sedang menanti ajal ditelan oleh samudera," menurut laman tersebut.
"Kejadian ini bisa menjadi bukti permukaan air laut yang meninggi atau adanya erosi," lanjut laman itu lagi.
Penjelasan tayangan menyebutkan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada Minggu, 21 Februari 2016.
Cape Pallister merupakan salah satu daerah yang memiliki pemandangan indah di bagian selatan Pulau Utara, Selandia Baru.
Semenanjung itu memiliki sejarah panjang sebagai tempat kediaman suku Maori dengan beberapa situs peninggalan yang menjadi bagian pemandangan di sana.
Sebuah mercusuar didirikan pada 1897 dan menjadi salah satu daya tarik kawasan. Bangunan tersebut memiliki 250 anak tangga.
Dari puncaknya, lautan luas pernah menjadi saksi sejarah kelam. Pada abad ke-19 20 kapal karam di sekitar Teluk Palliser.
Selain itu, koloni anjing laut berbulu di teluk itu merupakan yang terbesar di Pulau Utara. Hewan tersebut memiliki moncong yang lancip, kumis yang panjang, telinga yang mencuat dan tubuh yang terbungkus dua lapis bulu.
Simak detik-detik nyaris runtuhnya rumah di tepi tebing ini dalam video AOL berikut: