Liputan6.com, Jakarta - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi salah satu perguruan tinggi negeri yang memfokuskan diri dalam pengembangan mobil listrik.
"Kenapa listrik? Dari sisi teknologi efisiensi yang ditawarkan cukup baik," kata Muhammad Nur Yuniarto, dosen ITS di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (24/2/2016).
Dalam paparannya, Indonesia sebenarnya tidak tertinggal jauh bila memulai mengembangkan mobil listrik dari sekarang. "Ingat mobil listrik itu sejarahnya lebih dahulu hadir dibandingkan mesin bensin," katanya kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, kata dia, semua negara masih dalam tahap pengembangan awal pengembangan mobil listrik. Sementara bila berambisi bikin mobil nasional yang menggunakan mesin bensin, Nur menilai Indonesia justru tertinggal jauh.
"Di sini ada peluang. Kalau kita nggak gerak, kita hanya bisa jadi pengguna atau perakit saja. Bebas dari minyak kita bisa terbebas dari negara lain. Ada semangat merah-putih," kata dia.
Saat ini, di Indonesia memiliki sebuah konsorsium yang terdiri dari lima perguruan tinggi negeri; Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), dan ITS.
"Semuanya kerjasama di konsorsium itu. Misalnya ITS fokus electrical control dan motor listriknya sementara ITB fokus ke sasis. Tapi di luar itu kita saling intip supaya competitivenes-nya ada, " kata dia.
ITS kata Nur, telah berhasil mengembangkan komponen-komponen utama mobil listrik, termasuk motor listriknya. Tapi, ia bersama mahasiswanya masih menemukan kendala pada baterai.
"Sekarang ini banyak digunakan yang berjenis lithium, kalau kita pakai itu berarti akan tergantung. Kami saat ini sedang membuat baterai sendiri dan perlu waktu," ucapnya.