Liputan6.com, Jakarta - Harga emas berjangka menandai level tertingginya dalam sepekan terakhir pada perdagangan Rabu waktu setempat. Kondisi ini dipicu laporan penjualan rumah AS yang membuat kegelisahan di pasar keuangan.
Kegelisahan itu juga mengendalikan investor keluar dari aset beresiko seperti saham dan beralih ke aset seperti emas.
Dilansir dari Marketwatch, Kamis (25/2/2016) harga emas berjangka untuk pengiriman April naik US$ 16,5 atau sekitar 1,4 persen ke lecel US$ 1.239 per ounce. Harga yang naik 1 persen pada selasa menyentuh harga intraday di level US$ 1.254,30 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
"Pedagang sedang melihat sesuatu yang tidak beresiko, jauh dari volatilitas dan berlindung dari tarif negatif," ujar Kepala Peneliti BullionVault, Adrian Ash.
"Emas tidak menghasilkan apa-apa, tapi 0,4 persen per tahun itu yang lebih baik daripada obligasi Swiss benchmark, dan 0,3 persen lebih baik dari suku bunga deposito komersial di Bank Sentral Eropa," katanya.
Emas memperpanjang kenaikan setelah Departemen Perdagangan menunjukkan penurunan 9 persen dalam penjualan rumah baru pada bulan Januari, menambah kekhawatiran tentang ekonomi AS.
Harga logam lain seperti perak untuk pengiriman Maret juga naik 0,4 persen ke level US$ 15,297 per ounce.