Liputan6.com, Jakarta - Bandung diklaim merupakan kota pertama yang menerapkan kantong plastik berbayar. Dengan kebijakan dari pemerintah pusat secara nasional, Bandung akan memasang harga jual lebih mahal dari ketetapan Rp 200 per kantong.
Walikota Bandung Ridwan Kamil mengaku, Pemerintah Kota Bandung sudah lama mensosialisasikan dan mendidik masyarakat untuk membawa tas sendiri ketika berbelanja, ketimbang mengandalkan kantong plastik. Kampanye ini agresif dilakukan guna mengurangi limbah plastik di Bandung.
"Bandung salah satu kota pertama yang mengkampanyekan plastik berbayar. Bagi saya yang penting bukan berbayarnya, tapi melatih budaya baru seperti nenek kita dulu kalau pergi belanja bawa tas sendiri. Jika kepepet tidak bawa, baru bayar," jelas dia saat ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Ia menilai kebijakan kantong plastik dikenakan biaya Rp 200 tidak akan efektif mengurangi sampah plastik, khususnya di kota-kota besar termasuk Bandung. Ridwan justru mendukung harga jual kantong plastik lebih mahal supaya berdampak signifikan terhadap lingkungan.
Baca Juga
Advertisement
"Saya tidak senang harga Rp 200, tapi kan kemarin kesepakatannya dites dulu sampai Juni. Kalau efeknya lumayan, kita naikkan semahal-mahalnya. Karena kalau cuma Rp 200, tidak ngefek ke warga Kota Surabaya, Jakarta, Bandung," jelas dia.
Dia menyebut harga jual realistis yang bisa membuat orang berpikir membeli kantong plastik. Namun harganya tidak akan lebih mahal dari kota Jakarta yang berencana memberlakukan Rp 5.000 per kantong.
"Setuju sih Rp 5.000, tapi saya mah setengahnya saja. Kayak kita bayar parkir saja Rp 2.000, mungkin sebesar itu. Ke toilet saja bayar Rp 1.000. Jadi suatu hari tren di Bandung dan kota lainnya kalau belanja bawa tas sendiri," kata Ridwan. (Fik/Nrm)