Liputan6.com, Jakarta Dengan latar belakang Kesadaran kritis akan pentingnya wacana membongkar kembali kebenaran sejarah seputar peristiwa 65, berbagai aktivis lintas generasi menggelar Festival seni bertajuk Belok Kiri Fest. Acara yang akan digelar di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki ini berlangsung selama seminggu mulai sabtu 27 Februari 2016.
Baca Juga
Advertisement
Dolorosa Sinaga, Ketua Penyelenggara Belok Kiri Fest kepada Liputan6.com, Kamis (25/2/2016) mengungkapkan, "Kami semua berkumpul bersama teman-teman kritis menyelenggarakan ini untuk membongkar, menyoal propaganda orde baru. Ini bukan membuka luka lama, ada banyak warisan otoriter yang bisa kau lihat sekarang, dampaknya kekerasan budaya. Itu yang mesti di selesai kan."
Lebih jauh perupa jebolan Institut Kesenian Jakarta ini menjelaskan, seni dan kebudayaan sangat berkaitan erat, Dolorosa menganggap kegiatan seni seharusnya tidak berhenti sebatas ekspresi saja. Dalam seni ada pendekatan akademis, karena seni menyangkut sebuah riset. Oleh karenanya di dalam seni ada pembelajaran, pendidikan, dan kekuatan yang bisa mendorong orang untuk berkembang.
"Mengapa seni yang kita pakai, karena ekspresi seni bisa menjadi bahasa virtual yang lebih cepat dipahami, ketimbang orang harus membaca," ungkap Dolorosa.
Belok Kiri Fest sendiri akan diramaikan dengan berbagai acara menarik, mulai dari workshop komik, pemutaran film, pentas musik, hingga diskusi dengan berbagai tema. Bersamaan dengan dibukanya Festival ini juga akan diluncurkan buku 'Sejarah Gerakan Kiri di Indonesia untuk Pemula. Melalui teks dan gambar yang ada pada buku, diharapkan generasi mendatang tahu akan kebenaran sejarah bangsa dan berperan aktif meluruskannya.