Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), dipicu kenaikan harga minyak dunia yang mengurangi kekhawatiran tentang kegagalan perbankan untuk melakukan pembayaran utang (default).
Melansir laman Reuters, Indeks Dow Jones industrial average naik 212,99 poin atau 1,29 persen menjadi 16.697,98. Sementara indeks S & P 500 naik 21,93 poin atau 1,14 persen ke posisi 1.951,73 dan indeks Nasdaq Composite naik 39,60 poin atau 0,87 persen ke 4.582,21.
Sembilan dari 10 sektor besar di indeks S&P tercatat naik. Dengan saham sektor keuangan dan telekomunikasi mencatatkan penguatan tertinggi. Sementara sektor energi turun 0,45 persen.
Sektor keuangan telah jatuh 12 persen tahun ini, dan menjadi pemain terburuk di indeks S&P. Ini dipicu kekhawatiran tentang kegagalanperusahaan minyak dan gas membayar utangnya akibat anjloknya harga minyak.
Indeks S & P 500 pulih 6 persen dalam sembilan sesi terakhir tapi tetap turun 5 persen pada tahun 2016 ini, akibat harga minyak yang mendekati posisi terendah dalam satu dekade. Beberapa investor mengambil keuntungan di pasar saham baru-baru sebagai tanda bahwa harga minyak mulai stabil.
Baca Juga
Advertisement
Penguatan bursa juga didorong pesanan untuk barang tahan lama AS naik lebih dari harapan pada Januari mengikuti permintaan. Ini memberikan secercah harapan untuk sektor manufaktur yang terpuruk.
Pasar saham naik untuk hari kedua, meski sempat terjadi penurunan harga minyak, yang telah menjadi pengaruh besar di pasar tahun ini. Itu karena investor melihat melemahnya permintaan energi merupakan tanda lesunya pertumbuhan global.
Adapun saham perusahaan yang mencatatkan kenaikan seperti saham Salesforce.com Inc (CRM.N) melonjak 8,2 persen. Ini usai manajemen pembuat perangkat lunak tersebut, melaporkan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara saham perusahaan teknologi Alphabet Inc (GOOGL.O) naik 1 persen, memicu banyak keuntungan Nasdaq.(Nrm/Ndw)