Liputan6.com, Solo - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) 6 Yogyakarta mewaspadai sejumlah titik di jalur perlintasan kereta yang rawan tanah longsor selama musim hujan. Petugas jaga dikerahkan untuk mengawasi jalur rawan bencana alam tersebut.
Deputy Executive Vice Presiden PT KAI Daops 6 Yogyakarta Anang Yoyo mengatakan, inspeksi jalur perintasan kereta api dilaksanakan selama beberapa waktu. Hal itu dilakukan untuk mengetahui keandalan peralatan serta sarana dan prasarana yang ada di lintasan rel kereta api.
"Inspeksi dan pengecekan kondisi perlintasan rel kereta api telah dilakukan sejak hari kemarin. Inspeksi seperti ini merupakan kegiatan rutin selama 2 bulan sekali untuk mengetahui kondisi perlintasan kereta api," kata dia di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Hasil inspeksi di wilayah Jenar hingga Klaten kemarin menemukan adanya tanah longsor di jalur daerah Wates, Kulonprogo, DI Yogyakarta. Namun kejadian tersebut berhasil diatasi dengan cepat oleh petugas.
"Ya, karena musim hujan jadi rawan longsor. Tanah longsor di Wates kemarin hanya kecil dan tidak membahayakan kereta yang melintas. Adanya laporan itu langsung ditindaklanjuti oleh teman-teman dari prasarana di lapangan," ujar Yoyo.
Selain Wates, lanjut dia, jalur perlintasan kereta yang dianggap rawan bencana tanah longsor di wilayah Daops 6 Yogyakarta ada di jalur utara, yakni antara Kaliyoso-Goprak dan Goprak-Gundi. "Di sepanjang jalur tersebut memang kondisi tanahnya labil sehingga rawan longsor," jelas dia.
Untuk mengintensifkan pengawasan, Yoyo menyiagakan pos jaga selama 24 jam di jalur rawan sepanjang 3-4 kilometer. Para petugas itu akan langsung melapor ke pihak Daops 6 Yogyakarta jika terjadi tanah longsor di jalur tersebut.
"Pos yang dijaga petugas itu dipasang dengan jarak setiap 100 meter. Mereka bertugas mengawasi dan memberikan laporan jika ada pergerakan tanah longsor," ucap Yoyo.