Liputan6.com, China - Bentrokan antara etnis pekerja sosial dan polisi di Provinsi Xinjiang, Tiongkok 24 April 2013. Sedikitnya 21 orang tewas dalam insiden yang terjadi 5 tahun lalu.
Sejak itu, dalam beberapa tahun terakhir bentrokan kerap terjadi di provinsi itu hingga menyebabkan puluhan orang terluka dan ratusan orang tak berdosa meninggal dunia. Insiden itu menjadi salah satu kerusuhan kelompok etnis terbesar di Xinjiang, Uyghur.
Baca Juga
Advertisement
Etnis tersebut menuding pemerintah untuk mencoba menghapus budaya Uyghur di mana mayoritas masyarakat beragama islam, dengan memindahkan bangsa Han ke daerah mereka. Tak terima perlakukan itu, mereka lalu melakukan serangan terhadap bangsa Han.
Kini, dalam menanggulangi bentuk kekerasan hingga aksi terorisme yang rawan terjadi di wilayah Provinsi Xinjiang, Tiongkok, pemerintah setempat menggelar berbagai acara kebudayaan.
Salah satunya adalah dengan melibatkan media hiburan setempat dengan menyuguhkan lagu serta tarian untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat dan tentang penegakan hukum.
Dengan kata lain, pemerintah akan menyebarkan pengetahuan mengenai hukum kontra-terorisme yang baru disahkan tahun lalu agar tercipta perdamaian di kawasan tersebut. Demikian dikatakan Harian Xinjiang Daily.
"Acara tersebut diharapkan dapat menarik massa semua etnis dan suku di Provinsi Xinjiang untuk lebih pro-aktif dan aktif berpartisipasi dalam perang melawan terorisme," ungkap pemerintah China, seperti dilansir dari Shaghaiist, Jumat (26/2/2016).
Selain itu, pemerintah juga berencana menggunakan sosial media sebagai bagian dari kampanye untuk memperkuat opini publik dan menciptakan suasana aman serta terkendali di wilayah Xinjiang. Pemerintah China berharap pesan ni dapat diterima oleh masyarakat.