Liputan6.com, Jakarta Seorang siswi TK Kelas 0 Kecil di Sleman diduga mengalami pelecehan di sekolahnya. Si bocah sempat demam dan mengeluh duburnya sakit sepulang sekolah pada pertengahan Januari 2016.
"Istri saya gemetar dan lemas waktu mendengar anak saya mengeluh duburnya perih ketika diceboki. Saat istri saya tanya kenapa, anak saya bilang, 'Di sekolahan habis dicubles'," cerita ayah bocah tersebut saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Pihak keluarga lantas menghubungi sebuah LSM di Sleman dan diarahkan ke P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten Sleman yang menangani kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Setelah menceritakan kronologis kejadian, mereka diajak ke RSUD Murangan Kabupaten Sleman untuk melakukan visum. Dokter di RSUD menjelaskan bahwa di anus bocah perempuan tersebut memang terdapat luka. Penyebabnya bisa bermacam-macam faktor, termasuk faktor dari luar.
Ayah korban bercerita, korban mengaku mengalami pelecehan seksual di dua lokasi, di kamar mandi dan dapur sekolah. Terduga pelaku adalah pemilik sekolah yang dekat dengan anak-anak. Bahkan korbannya tidak hanya satu, melainkan ada beberapa anak.
Orangtua korban pun melaporkan kejadian pada pihak sekolah. Merasa laporannya tidak digubris pihak sekolah, orangtua si bocah lantas melaporkan kejadian ini ke Polres Sleman pada 15 Februari 2016. Menurut sang ayah, Abas Rosadi, hingga kini polisi memberi memberi respon. Keluarga korban berharap kasus ini bisa segera diproses secara hukum. "kasus ini sudah sebulan lebih. Belum ada sikap dari kepolisian, pelaku masih di lingkungam sekolah. Dan sekolah masih operasional. Saya kawatir akan ada korban yang lain,"ujar Abas