Pidato Kemenangan Infantino di Hadapan Delegasi KLB FIFA

Infantino mengalahkan pesaing terberatnya dari Timur Tengah, Sheikh Salman dari Bahrain di putaran kedua pemungutan suara

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 27 Feb 2016, 04:02 WIB
Mantan Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino, resmi terpilih sebagai Presiden FIFA periode 2016-2021. (FIFA).

Liputan6.com, Jakarta Presiden baru FIFA, Gianni Infantino resmi menjadi Presiden baru FIFA setelah terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Zurich, Swiss, Jumat (26/2/2016) waktu setempat.

Pria berkepala plontos ini melengserkan Sepp Blatter yang telah duduk di kursi Presiden FIFA sejak 1998. Tugas berat mengembalikan citra FIFA sebagai badan sepak bola dunia yang sehat dan transparan  langsung menanti Infantino. 

Infantino berasal dari Swiss. Dia mengalahkan pesaing terberatnya dari Timur Tengah, Sheikh Salman dari Bahrain di putaran kedua pemungutan suara. 

Gianni terpilih setelah mendapat 115 suara dari keseluruhan 207 pemegang suara yang hadir dalam KLB. Sementara, Salman sendiri hanya memenangkan 88 suara dan sisa 4 suara diperoleh Prince Ali Al Hussein dan 0 suara untuk Jerome Champagne.

Baca Juga

  • Gianni Infantino, Presiden Baru FIFA
  • Pertamina Mentok Bantu Rio Haryanto 5 Juta Euro
  • Proliga 2016: Jakarta PGN Popsivo Pecundangi Gresik Petrokimia 

"Saya tidak dapat mengungkapkan perasaan saya sekarang," kata Infantino sebagaimana dilansir dari CNN  di hadapan para delegasi.

Sebelum menduduki kursi FIFA 1, Infantino menjabat sebagai Sekretaris Jendral UEFA. Dia merasa, pengalamannya bekerja di UEFA sejak 2000 atau 16 tahun berkecimpung di sepak bola membuat pria 45 tahun ini yakin, bisa mengelola badan sepak bola dunia. "Saya telah melalui perjalanan panjang di sepak bola. Pengalaman luar biasa, bertemu dengan banyak orang fantastis yang mencintai dan bernapas dengan sepak bola."

"Saya ingin menjadi Presiden (FIFA) bagi Anda semua, memimpin organisasi yang membawahi 209 negara," sambungnya.

Pria jebolan University of Fribourg ini berharap dukungan para negara anggota untuk membangun era di mana sepak bola selau berada 'di tengah-tengah' panggung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya