Liputan6.com, Pristina - Anggota parlemen Kosovo menggelar pemilihan presiden pada Jumat 26 Februari 2016 waktu setempat. Dalam pilpres itu, terpilih Menteri Luar Negeri Hashim Thaci sebagai Presiden baru Kosovo. Hashim Thaci terpilih di tengah adegan dramatis kepulan gas air mata di ruangan itu.
Saat pemilihan presiden di gedung parlemen, anggota dewan dari kelompok oposisi melempar gas air mata sehingga membuat kacau momen tersebut. Kendati demikian, pemilihan tetap berlangsung.
Namun, beberapa anggota parlemen oposisi yang melempar gas air mata kemudian dilarang mengikuti acara voting Presiden Kosovo.
Baca Juga
Advertisement
Saat nama Hashim Thaci diumumkan menjadi presiden, ia pun lantas berdiri dari kursi parlemen dan maju menuju podium yang berada di depan ruangan.
Dalam rekaman video yang beredar, terlihat beberapa anggota parlemen bergerak menjauhi sumber gas air mata. Sementara para petugas bergegas mengenakan masker khusus untuk mengamankan ruangan.
Berikut ini cuplikan selengkapnya:
Acara pemilihan tetap berlangsung hingga proses terpilihnya Hashim Thaci menjadi orang nomor satu di Kosovo. Karangan bunga pun diberikan kepadanya.
Hashim Thaci mengantongi mayoritas suara yang diperlukan di babak ketiga, setelah tampil meyakinkan dalam 2 tahap pemungutan suara di Pristina. Pria 47 tahun itu adalah seorang pemimpin gerilya dalam konflik yang menyebabkan Kosovo -- provinsi yang dihuni dominan etnis Albania -- mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia.
"Saya berjanji membangun Kosovo baru, Kosovo Eropa dan memperdalam hubungan dengan AS," kata Thaci usai pemilihan yang dikutip dari BBC, Sabtu (27/2/2016).
Thaci didukung politikus Atifete Jahjaga sebagai kepala negara.
Thaci -- yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri -- menjadi bulan-bulanan kelompok oposisi karena membantu bernegosiasi dengan Serbia terkait kesepakatan memberi otonomi untuk kaum minoritas Serbia di negaranya.
Serbia -- dan banyak negara lain di seluruh dunia -- tak mengakui kemerdekaan yang diklaim sendiri oleh Kosovo pada 2008.