Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharan menilai orientasi pendidikan tinggi nasional, perlu ditata kembali dengan menyesuaikan tuntutan zaman.
Ke depan, Indonesia lebih banyak membutuhkan sarjana dengan kemampuan teknik yang memadai. Saat ini sebagian besar pendidikan tinggi menghasilkan sarjana nonteknik. Kondisi itu dipandang tidak ideal.
"Hal yang sebaliknya terjadi di Korea Selatan dengan lulusan sarjana sebagian besar di bidang teknik," kata Puan di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/2/2016)..
Dalam meningkatkan daya saing Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjut dia, pemerintah akan mengalokasikan lebih dari Rp 5.000 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Peluang itu harus diambil oleh anak bangsa yang memiliki disiplin ilmu memadai.
"Jangan sampai peluang ini nantinya hanya dinikmati pekerja asing," ucap Puan Maharani.
Baca Juga
Advertisement
Selama ini pihak swasta berperan besar menyelenggarakan pendidikan tinggi di Indonesia. Setidaknya ada 3.958 perguruan tinggi swasta atau lebih dari 95 persen. Sementara jumlah perguruan tinggi negeri kurang dari 5 persen.
Karena itu, Puan mengakui pemerintah memang perlu lebih memberikan perhatian serius kepada perguruan tinggi swasta, khususnya dalam bentuk pengawasan dan pembinaan terhadap mutu pendidikan yang diselenggarakan.
"Kita menginginkan pendidikan tinggi betul-betul menjadi ajang menempa mentalitas, keterampilan, dan keahlian, serta menghasilkan generasi penerus bangsa yang berintegritas, beretos kerja, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," kata dia.
Puan secara khusus memberi apresiasi kepada Muhammadiyah yang berperan mencerdaskan bangsa sampai kini. Kontribusi Kyai Haji Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah sangat besar dalam membangun mutu pendidikan Indonesia.
"Karena itu, saya berpesan kepada seluruh wisudawan dan wisudawati, jaga citra almamater dan junjung tinggi nama baik Muhammadiyah. Saudara semua hendaknya menjadi kaum intelektual yang memiliki akhlakul karimah (berakhlak mulia)," demikian Puan.