Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras di wilayah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur dan sekitarnya telah menyebabkan banjir. Banjir yang terjadi sejak Jumat 26 Februari pukul 13.30 WIB itu ini terus meluas, akibat Sungai Kemuning meluap.
"Sungai Kemuning meluap karena tidak mampu menerima debit air di kawasan hulu, Sampang Utara dan kiriman dari Kota Sampang. Banjir bersamaan dengan air laut pasang sehingga Kota Sampang lebih rendah dari permukaan air laut," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/2/2016).
Hingga Sabtu kemarin pukul 20.00 WIB, banjir masih menggenangi 13 kelurahan atau desa di Kabupaten Sampang. Sebanyak 11.468 kepala kelaurga (KK) atau 34.225 jiwa terdampak langsung oleh banjir.
Berdasarkan data sementara 13 kelurahan atau desa yang terendam banjir beserta jumlah penduduk terdampak meliputi Desa Tanggumong 700 KK, 3.000 jiwa; Desa Kamoning 810 KK, 2.400 jiwa; Desa Pangelen 850 KK, 3.000 jiwa; Desa Paseyan 750 KK, 2.300 jiwa; Desa Panggung 700 KK, 3.000 jiwa; Desa Banyumas 200 KK, 700 jiwa; Desa Gunungmadah 750 KK, 3.500 jiwa.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian Kelurahan Gunung Sekar 3.000 KK, 9.000 jiwa; Kelurahan Rongtengah 1.500 KK, 6.000 jiwa; Kelurahan Polagan 428 KK, 700 jiwa; Kelurahan Karang Dalem 100 KK, 375 jiwa; Kelurahan Banyuanyar 80 KK, 250 jiwa; dan Kelurahan Dalpinang 1.600 KK, 5.000 jiwa.
"Daerah yang paling parah terjadi banjir adalah di Jalan Melati dan Mawar Kelurahan Dalpinang, yang mencapai 1 meter karena merupakan dataran rendah," jelas Sutopo.
Menurut Sutopo, upaya penanganan darurat masih terus dilakukan BPBD bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, SKPD, relawan, dan masyarakat. BPBD Provinsi Jawa Timur membantu penuh penanganan banjir.
"Sebelumnya Bupati Sampang telah menetapkan status Tanggap Darurat Banjir, yang berlaku 12 Februari 2016 hingga 12 Maret 2016," tandas Sutopo.