Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang bencana banjir hanya membuat kesengsaraan? Di Kecamatan Periuk, lokasi terparah banjir di Kota Tangerang, sejumlah warganya malah asik menjala ikan dan mengajak anaknya berenang di genangan air.
Seperti di ujung Perumahan Total Persada, sejumlah warga asik menjala ikan. Bahkan, Sahroni sengaja membuat jala beberapa hari lalu untuk memancing bila air dari Kali Sabi dan Situ Bulakan meluap ke rawa-rawa di sekitarnya.
"Sengaja buat di rumah. Kalau pakai alat pancing biasa kan lama dapatnya, sekalinya dapat ikan cuma satu. Nah, kalau pakai jala begini bisa langsung dapat banyak," kata dia sembari menjala, Tangerang, Banten, Minggu (28/2/2016).
Di samping Sahroni ember yang dibawanya dari rumah sudah terlihat penuh ikan sejenis sepat berbagai ukuran, dari sebesar ibu jari hingga telapak tangan. Ada juga ikan gabus berukuran besar.
Semua ikan tersebut akan dikonsumsi Sahroni bersama keluarga, sebagian lagi akan dijual ke rumah makan spesialis pecak gabus.
"Banyak yang mau beli kalau gabus, kalau di pasar kan juga mahal. Makanya banjir juga bisa bawa berkah bagi kami seperti ini," tutur dia.
Lain lagi cerita keluarga dari Perumahan Alamanda Periuk. Mirna membawa anaknya yang berenang di jembatan yang melintasi Kali Sabi. Dengan dijaga sang ayah, balita 1,5 tahun itu asik bermain air setinggi sekitar 30 centimeter itu.
Sementara, ibunya Mirna merekam aksi si anak. "Berenang gratis, ya nak," ucap sembari terus merekam anaknya dengan smartphone-nya.
Padahal, di belakang dia dan keluarganya adalah akses utama dari Kota Tangerang menuju perumahan Total Persada dan beberapa perumahan yang terputus akibat banjir.
Menurut Mirna, lebih baik menyikapi banjir dengan happy, ketimbang meratapi musibah yang tiap tahun pasti terjadi.
Baca Juga
Advertisement
"Biar enggak pusing. Rumah sudah terendam, masa kita tetap meratapi begitu," kata dia. Kendati, Mirna tetap berharap secepat mungkin ada penanganan dari pemerintah setempat.
89 Pompa Difungsikan
Sementara, Pemkot Tangerang mengoperasikan 89 pompa air mobile untuk menanggulangi banjir di wilayahnya. Puluhan personel juga disiagakan untuk terus memantau luapan kali ataupun anak sungai, yang melanda permukiman padat penduduk.
"Ada 89 pompa mobile yang disiagakan. Setiap pompa sudah disebar, seperti di Periuk Damai ini saja ada 5 pompa, tergantung kebutuhan masing-masing tempatnya," ungkap Kadis Bina Marga dan Sumber Daya Air Nana Trisyana, saat ditemui Liputan.com di Periuk Damai, Minggu.
Pompa tersebut difungsikan untuk menyedot genangan air ke saluran yang sudah disediakan. Misalnya, di Perumahan Periuk Damai dan Total Persada, pompa difungsikan untuk menyodet air dari perumahan ke Situ Bulakan yang berdekatan dengan kedua lokasi itu.
"Kalau untuk Periuk Damai karena dekat dengan tandon yang kami buat sebelumnya, air disodet ke tandon tersebut. Jadi genangan air tidak terlalu lama, dalam hitungan jam bisa surut," kata Nana.
Dia berharap hujan tak turun deras lagi, tak ada kiriman air dari hulu, Bogor. Sehingga Situ Bulakan dan sejumlah anak sungai seperti Kali Sabi dan Kali Angke, tidak meluap dengan ganas.
Sementara untuk memantau banjir, kata Nana, 80 personel anak buahnya ditambah 50 petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) disebar. Sehingga bisa segera diketahui ketinggian air dan daerah mana yang terisolir.
"Tapi sampai sejauh ini kami kontrol di sejumlah titik banjir tidak ada yang sampai terisolir," pungkas Nana.