Liputan6.com, Jakarta - Ridwan Kamil memutuskan tidak akan maju sebagai penantang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal itu dia putuskan setelah mendengarkan berbagai macam masukan dari masyarakat.
Meski begitu, Ridwan sadar betul bahwa dia bisa menyaingi Ahok dalam Pilkada Jakarta. Sebab elektabilitasnya sudah sangat tinggi sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
"Banyak laporan sebulan terakhir terutama masalah elektabilitas, saya tidak melakukan pergerakan politik, saya pasif. Walaupun pasif, popularitas ada di 60-70 persen untuk seorang yang belum menyatakan ikut pilkada. Menurut saya, ya Alhamdullilah," kata Ridwan di Balai Kota Bandung, Senin (29/2/2016).
Baca Juga
Advertisement
Jika dihitung dengan matematika, lanjut pria yang karib disapa Emil itu, bukan tak mungkin bisa mengalahkan Ahok. Sebab berdasarkan pengalamannya sebagai Wali Kota Bandung, dulu dia hanya bermodal 6 persen, sementara sang incumbent mencapai 50 persen.
"Kalau (elektabilitas) Ahok tinggi itu bukan ukuran, kalau sudah menyatakan (saya) maju, bisa disiasati," kata dia.
Apalagi, kata Emil, saat menjadi calon wali kota Bandung dengan modal 6 persen saja dia bisa menang dengan memperoleh suara mendekati 50 persen.
Meski percaya diri dapat mengalahkan Ahok, Emil memutuskan tidak akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 ini. "Saya maju ke Jakarta (sebagai cagub DKI), tetapi tidak sekarang," kata dia.
Alasannya, karena Emil ingin menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai Wali Kota Bandung.