Unik, Festival Beruang di Prancis Merayakan Musim Semi

Sebuah desa di Prancis memiliki tradisional unik bernama Festival Beruang. Hal ini dilakukan untuk merayakan musim semi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 29 Feb 2016, 15:01 WIB
Pelakon sang beruang dalam tradisi Festival Beruang di desa Prats de Mollo, Prancis. (Sumber Anglophone Direct)

Liputan6.com, Prats de Mollo - Desa Prats de Mollo, Prancis, memiliki tradisi unik untuk merayakan datangnya musim semi. Diberi nama Festival Beruang, perayaan digelar sebagai akhir dari hibernasi panjang dan turunnya hewan mamalia tersebut dari pegunungan Pyrenees.

Dilansir pada hari Senin (29/2/2016), video laman Newsflare menjelaskan bahwa acara rakyat tersebut digelar pada hari hari Minggu, 21 Februari 2016.

Video tersebut memperlihatkan seorang pria berperan sebagai seekor beruang, mengenakan baju bulu domba berwarna hitam, dengan tubuh dilumuri minyak dan arang.

Penelusuran lanjutan dari Anglophone Direct, acara yang disebut juga sebagai Fete de l’Ours-- Festival Beruang--diadakan di desa Prats de Mollo, salah satu desa perbatasan pegunungan Tech.

Warga desa kecil ini memiliki tradisi unik yang menceritakan perburuan beruang sejak masa lalu. Sang 'beruang' dipilih dari peserta terkuat. (Sumber Anglophone Direct)

Dalam perayaan itu disertakan dengan sejumlah orang yang berperan sebagai pemburu beruang, dengan membawa senapan mainan. Ketika beruang kabur, para pemburu akan mengejarnya, sementara warga bersorak dan menjerit.

Para beruang pada akhirnya dihadang oleh 'hommes en blanc' atau sekelompok pria berpakaian putih, dengan membawa rantai untuk mengekang sang beruang.

Menurut cerita, legenda tersebut bermula dekat Col d’Ares, 13 km dari Prats de Mollo, di kaki Gunung Falgas. Ketika itu seorang gembala wanita syok dan pingsan melihat seekor beruang ketika sedang menggembalakan ternak.

Tak disangka, beruang itu ternyata adalah iblis yang menyamar serta memanfaatkan situasi untuk menculik wanita dan membawanya ke gua untuk merenggut kegadisannya.

Dengan penuh ketakutan, wanita tersebut berdoa ke arah Notre Dame du Coral, sebuah kapel yang menghadap ke lembah. Ia berdoa agar kehormatannya selalu terlindungi.

Secara tak terduga, doanya terkabulkan hingga menggagalkan upaya beruang untuk mendekatinya. Setiap kali beruang berusaha mendekat, ia akan terpental dan melolong penuh dengan kesal.

Sementara itu, suara kekesalan beruang dan wanita yang sedang menangis telah menarik perhatian penebang pohon yang bekerja di sekitar lokasi tersebut. 

Pada hari ke-9, ketika beruang sedang mencari makan, mereka menemukan gua dan menyelamatkan gadis tersebut.

Warga desa kecil ini memiliki tradisi unik yang menceritakan perburuan beruang sejak masa lalu. Sejumlah pahlawan berbaju putih kemudian menangkap dan merantai sang beruang. (Sumber Anglophone Direct)

Keeskoan harinya, rohaniwan di Notre Dame du Coral bersama dengan seorang remaja kemudian melakukan pencarian terhadap sang beruang dan mendapati sang beruang makan buah beri di atas pohon besar.

Ketika malam tiba, mereka memasang jebakan. Hal tersebut dilakukan dengan melemahkan cabang di mana beruang selalu bersandar untuk menikmati makanannya.

Dan pada keesokan harinya, ketika beruang kembali untuk memanjat pohon, ia terjatuh dan mati.

Simak keceriaan festival yang selalu menarik wisatawan setiap tahunnya melalui video dari AOL:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya