Liputan6.com, Malang - Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur kembali kedatangan 4 pesawat Super Tucano pesanan pemerintah Indonesia.
Jet tempur taktis ini hanya akan berada di hanggar tak beroperasi sampai hasil investigasi penyebab jatuhnya Super Tucano TT 3108 di Jalan LA Sucipto, Kota Malang pada Rabu pagi 10 Februari 2016, selesai.
“Pesawat ini menambah kekuatan pertahanan udara kita. Tapi sementara ini tak beroperasi, sampai ada hasil investigasi dari Mabes TNI atas Super Tucano TT 3108 selesai,” kata Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsma TNI Djoko Seno Putro di Malang, Senin (29/2/2016).
Sebanyak 4 pesawat tempur yang datang itu adalah Super Tucano TT 3310, 3314, 3315 dan 3316. Keempat jet itu melengkapi 16 pesawat yang dipesan oleh pemerintah sejak 2011 silam.
Baca Juga
Advertisement
Keempat pesawat tempur itu melengkapi Skuadron 21 Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Malang. Namun, sebuah pesawat di antaranya jatuh di tengah permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Kota Malang pada 10 Februari silam.
Pesawat itu diterbangkan langsung oleh pilot Brasil yang berangkat mulai 15 Februari lalu menempuh 60 jam–70 jam penerbangan melintasi 9 negara antara lain Brasil, Maroko, Malta, Mesir, Uni Emirat Arab, India, Thailand, dan Indonesia. Super Tucano mampu menempuh hingga jarak 1.330 kilometer dengan kecepatan 590 km per jam.
Saat landing, pesawat melintasi guyuran air dari 2 mobil pemadam kebakaran. Selanjutnya, prosesi ruwatan dengan cara menyiram roda depan pesawat dengan air kembang. Saat Super Tucano sebelumnya datang, ruwatan serupa juga dilakoni.
“Tradisi nusantara. Kami siap merawat dan mengoperasikan pesawat ini. Semoga tak ada lagi insiden pesawat jatuh,” ujar Djoko.