Liputan6.com, Denpasar - Pasar Badung, pasar tertua di Bali terbakar. Hingga belasan jam berlalu, petugas pemadam kebakaran belum menuntaskan si jago merah. Di tengah riuhnya sahutan dan hilir mudik manusia untuk memadamkan api, masih ada yang nekat berjualan.
Mereka adalah para pedagang yang biasa berjualan di Pasar Kumbasari, tak jauh dari Pasar Badung. Letaknya hanya terpisahkan Sungai Tukad Badung. Namun, aktivitas jual beli yang berlangsung berjalan seperti biasa, seakan tidak ada kehebohan yang terjadi.
Walau begitu, hawa panas kebakaran cukup terasa di lokasi para pedagang ini. "Tadi sudah sempat mau pulang, tapi sama teman-teman nggak boleh, kasihan jajannya," kata Safaat, pedagang jajanan khas Bali, Selasa (1/3/2016) pukul 04.00 Wita.
Safaat yang berjualan bersama istrinya itu nekat berjualan meski api tengah berkobar menghanguskan bangunan tiga lantai di belakang mereka."Kalau nggak jualan, rugi saya pak, modalnya kira-kira Rp 600 ribu ini," imbuh dia.
Baca Juga
Advertisement
Kebakaran di Pasar Badung terjadi sejak Senin 29 Februari sekitar pukul 18.00 Wita. Api belum berhasil dipadamkan secara keseluruhan hingga Selasa siang pukul 11.00 Wita.
Pada Senin malam, petugas terus berupaya memadamkan api dengan mengerahkan 52 unit kendaraan pemadam kebakaran dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, dan Gianyar. Petugas kebakaran mengakui kesulitan memadamkan api yang ada di bagian dalam pasar terbesar di Bali itu.
Selain banyaknya barang dagangan yang mudah terbakar berupa plastik dan kain, petugas juga kesulitan untuk memasuki bagian dalam pasar karena rolling door dan teralis dalam keadaan tertutup saat peristiwa terjadi.
"Keterangan dari pedagang api, kepulan asap pertama kali terlihat di salah satu kios di lantai satu sebelah timur," kata Kepala Pengamanan PD Pasar Denpasar, Anak Agung Yuliarsa di lokasi kejadian.
Petugas sudah berupaya menyemprotkan air dari segala penjuru bangunan, namun api sangat sulit dikendalikan. Ia memperkirakan hampir seluruh kios dan lapak yang ada di pasar terbesar di Bali itu hangus terbakar.
"Ada sebanyak 1.683 kios dan lapak di lantai 1 dan 3. Jualannya macam-macam, ada toko sembako," imbuh Anak Agung Yuliarsa.
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kebakaran di pasar tertua di Bali itu. Beruntung tidak ada korban jiwa karena sudah tidak ada aktivitas pedagang di dalam gedung pasar.
"Semua sudah tutup, hanya ada pedagang di luar saja kalau malam hari," jelas Yuliarsa.
Yuliarsa mengatakan, pihaknya telah mengerahkan segala upaya ketika menerima laporan kebakaran dari para pedagang. Puluhan petugas keamanan kembali dikerahkan untuk membantu para pedagang.
"Di sini ada 15 hidran untuk mengantisipasi kebakaran, semuanya aktif. Sebagian besar ada di dalam gedung di luar hanya ada 3 hidran, kami tidak bisa berbuat banyak," ucap Yuliarsa.