Liputan6.com, Jakarta Di era digital seperti sekarang ini, informasi datang berkelebatan. Membaca pada layar gawai kini telah menjadi gaya hidup, dan makin lama makin menggantikan aktivitas membaca secara konvensional. Tak heran jika kini banyak kantor media cetak yang tutup karena oplahnya menurun dari tahun ke tahun. Namun tahukah Anda, ada perbedaan yang terjadi pada otak saat membaca secara digital dan konvensional?
Sebuah penelitian yang dilansir dari laman The Next Web, Selasa (1/3/2016) mengungkap, kebiasaan orang yang telah lama membaca secara linear, yaitu membaca halaman per halaman pada media cetak atau buku yang kini tergantikan dengan media digital ternyata memengaruhi proses keterbacaan seseorang.
Baca Juga
Advertisement
Misal saat seseorang membaca novel, hanya dengan membuka sub-bab atau halaman tertentu saja, seseorang masih bisa mengingat berbagai kata kunci dalam novel. Kata kunci inilah yang tersimpan dalam otak dan membantu seseorang mengingat keseluruhan cerita yang telah dibaca.
Berbeda saat Anda membaca menggunakan aplikasi pada gawai. Selain sinar layar gawai yang memengaruhi kerja mata dan otak saat membaca, berbagai iklan dan tautan yang kerap muncul juga akan memecah perhatian, sehingga informasi yang diterima tidak utuh.
Dr Maryanne Wolf, dalam penelitiannya yang berjudul Proust and The Squid: The Story and Science of the Reading Brain (2008) mengungkap, “Perbedaan antara teks digital dan konvensional harus dipelajari lebih dalam lagi. Perbedaan antara keduanya harus ditangani dalam dunia pendidikan, terutama mereka yang masih di usia sekolah. Tentu ada keuntungan antara dua cara membaca tersebut. Kita harus secara bersamaan mengajarkan anak-anak membaca dari buku dan pada saat yang bersamaan juga memberikan pengertian tentang pentingnya teknologi era digital.”
Membaca tentu menjadi aktivitas yang menyenangkan. Dari membaca seseorang bisa menjamah dunia dan mengarungi beragam pikiran banyak orang. Mengetahui informasi dengan cepat melalui membaca memang penting. Namun proses keterbacaan dengan menyerap pemikiran penulis secara utuh juga merupakan hal yang tak kalah penting. Dan itu lebih mudah dicapai secara konvensional.