Liputan6.com, Jakarta Berdebat merupakan salah satu hal yang membuat kehidupan pernikahan sehat, namun seperti juga diketahui, hal tersebut bisa juga berakhir menjadi bencana. Dan hingga saat ini, tidak ada yang benar-benar mengetahui bagaimana membedakan konflik yang sedang terjadi merupakan yang baik atau buruk.
Namun sebuah studi yang dilakukan selama 14 tahun membagikan 4 perilaku yang cenderung muncul ketika berargumen yang hampir selalu mempunyai arti bahwa pasangan tersebut sedang menuju perceraian
Studi ini dibuat olehJohn Gottman, seorang psikolog dariUniversity ofWashington dan pendiri Gottman Institute, bersama psikolog UC Berkeley Robert Levenson. Kedua orang ini mempelajari 79 pasangan dan kebiasaan bertengkar mereka. Mereka bisa memprediksi pernikahan yang mana yang akan berakhir dengan perceraian dengan peluang sebesar 93 persen, seperti dilansir dari lamanThe Stir, Selasa (1/3/2016).
Baca Juga
Advertisement
Jika hal tersebut terjadi cukup sering, keempat perilaku ini merupakan indikator hancurnya sebuah hubungan.
Penghinaan.
Perilaku menghina merupakan kebiasan terburuk bagi sebuah hubungan, menurut Gottman. Dia mendeskripsikannya sebagai “sebuah kombinasi jahat antara kemarahan dan rasa muak.” Jika seseorang sudah memperlihatkannya, mereka akan memandang pasangan mereka sebagai orang yang bodoh, tidak layak, atau hal lainnya yang tidak pantas.
Orang dengan perasaan menghina menutup diri mereka dari kebutuhan dan emosional terhadap pasangan mereka. Mereka tidak akan melihat situasi dari perspektif pasangan mereka, yang mana membuat hubungan yang sehat menjadi sangat sulit.
Kecaman.
Ketika Gottman berbicara mengenai kecaman, dia berpikir lebih dalam daripada kritik biasa. Kecaman menjadi berbahaya ketika seseorang melakukan kebiasaannya, dan bukannya mencari cara untuk mengubahnya, tapi malah melontarkan pernyataan yang menyerang karakter pasangannya.
Jadi, bukannya meminta pasangannya merubah kebiasaan buruk, seseorang dengan perilaku mengecam akan berpikir, “Mengapa saya menikah dengan tipe orang yang mengupil di tempat umum?!”
Defensif.
Dalam suatu hubungan yang sehat, kedua pihak akan bertanggungjawab terhadap hal buruk yang dilakukannya yang menimbulkan situasi buruk. Namun dalam hubungan yang sudah rusak dan menuju perceraian, seseorang akan mengambil sikap bertahan dibandingkan mengakui kesalahannya.
Jadi jika Anda mendengar “Bukan salah saya!” terlalu sering, kemungkinan Anda berada dalam situasi yang buruk.
Stonewalling (menutup diri)
Stonewalling adalah istilah yang diberikan Gottman untuk perilaku yang memblokir total seseorang dan menolak berkomunikasi—terutama ketika memang seharusnya berargumen. Stonewalling akan terlihat, seperti mengeluarkan telepon genggamnya untuk mengirim pesan kepada orang lain atau berbalik dan keluar dari ruangan, tanpa ada argumen atau pembelaan atau hasil ketika percakapan sudah mulai menegang.
Tentu saja, beberapa perilaku tersebut merupakan sebuah hal yang alami dalam suatu hubungan—namun jika hal tersebut terjadi terlalu sering (seperti, beberapa kali dalam argumen yang berlangsung 15 menit), hal tersebut akan menjadi sebuah masalah serius.
Namun begitu, jika Anda mampu untuk mengidentifikasi dan mengetahuinya, Anda berada ditempat yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan diskusi yang tepat, selalu ada harapan untuk sebuah hubungan menjadi lebih kuat, hanya saja pastikan Anda mencoba melihat dari perspektif pasangan Anda juga.