Liputan6.com, Bandung - Peristiwa gerhana matahari total adalah momen langka dan patut diabadikan. Namun, berhati-hatilah bagi para peminat fotografi yang ingin merekam peristiwa itu dengan kamera.
Bahaya kerusakan pada mata lebih besar dibanding mereka yang melihat langsung dengan mata telanjang. Direktur Medis Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, Iwan Sovani, menerangkan lensa pada kamera foto memperparah penajaman fokus sinar matahari terhadap mata.
"Itu sama halnya dengan melihat langsung dengan menggunakan kacamata hitam anti-radiasi sinar matahari. Tetap tidak ada pengaruhnya," ujar Iwan di Jalan Cicendo, Bandung, Selasa (1/3/2016).
Iwan menegaskan cahaya yang terpancar saat gerhana matahari total dapat merusak retina mata permanen hingga penglihatan menjadi bengkok. Kerusakan itu karena adanya titik hitam di bagian tengah retina mata.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau kita melihat gerhana matahari, berarti itu sama dengan kalau kita melakukan sebuah fokus matahari dengan menggunakan lensa pembesar. Kemudian itu akan menyebabkan panas pada satu titik hingga menyebabkan terbakar," kata dia.
Iwan mengatakan suhu cahaya matahari yang dihasilkan saat gerhana sangat tinggi. Sementara, retina mata tidak dapat menahan panas yang suhunya lebih dari 4oC. Namun, kerusakan retina mata itu dapat disembuhkan dalam kurun waktu 1-3 bulan.
"Apabila gejalanya tidak terlalu parah," ujar dia.
Meski begitu, Iwan tidak menyarankan Anda untuk melihat langsung gerhana matahari dengan mata telanjang. Cara terbaik tentu saja melindungi retina mata dari sinar matahari.
Iwan mengimbau agar setiap masyarakat yang ingin menyaksikan gerhana matahari secara langsung menggunakan filter khusus atau biasa disebut solar filter.