3 Kejadian 'Aneh' Saat Sidang Vonis Kasus Angeline

Sidang vonis Margriet terkait kasus Angeline diwarnai rangkaian kejadian aneh. Apa saja itu?

oleh Dewi Divianta diperbarui 01 Mar 2016, 20:30 WIB
Hari Anak Nasional 2015 jadi salah satu momen yang paling tepat untuk mengenang Angeline.

Liputan6.com, Denpasar - Pengadilan Negeri Denpasar telah memvonis terdakwa Margriet Megawe terkait kasus kematian Angeline. Dia didakwa telah membunuh bocah kelas 2 SD yang ditemukan tewas di rumahnya dalam kondisi tertekuk sambil memeluk boneka barbie.

Majelis hakim menyatakan bahwa ibu angkat Angeline itu terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana, eksploitasi ekonomi, memperlakukan anak secara diskriminatif, secara moril maupun materiil. 

"Memutuskan terdakwa (Margriet) dipenjara seumur hidup," kata Ketua Majelis Hakim Edward Harris, Denpasar, Senin 29 Februari 2016.

Sebelum majelis hakim memvonis Margriet, ada kejadian 'aneh' yang dirasakan rekan-rekan dan guru sekolah Angeline. Tak hanya itu, selepas vonis dibacakan sang hakim, masyarakat yang mengikuti jalannya sidang juga mendengar suara layaknya petir di tengah siang hari bolong.

Bagaimana kisahnya? Berikut ulasannya.


Arwah Angeline ke Sekolah

Teman-teman sekolah Angeline berdoa jelang vonis hakim untuk Margriet Megawe dan Agus Tay Handamay. (Liputan6.com/Yudha Maruta)

Di saat proses sidang vonis terhadap Margret tengah berlangsung, para guru dan teman sekolah tempat Angeline menuntut ilmu semasa hidupnya melangsungkan persembahyangan.

Dalam persembahyangan itu, mereka meminta agar pembunuh Angeline sebenarnya divonis seberat-beratnya. Usai persembahyangan, Kepala Sekolah SDN 12 Sanur Denpasar, I Ketut Ruta mengaku jika Angeline hadir di ruangan tempat Ruta bekerja.

"Saat ini Angeline hadir bersama kita, lho," ujar Ruta saat ditemui di ruangannya, Senin 29 Februari 2016.

Ruta kemudian menunjukkan sebuah foto hitam putih berukuran 10 R yang memperlihatkan senyum anak angkat Margriet Megawe. Foto berpigura itu dipajang pada rak penuh piala.

"Angeline seharusnya masih belajar di kelas. Namun, biarlah dia belajar di sana," kata Ruta.

Ia menyatakan punya alasan khusus untuk menempatkan foto bocah berusia 8 tahun itu di antara sejumlah piala. "Biar Angeline belajar dengan rajin dan menjadi juara," ucap Ruta.

Tak hanya itu, Ruta sudah merasa berkewajiban apabila arwah Angeline datang. Ia sengaja menyediakan Canang (sarana sembahyang umat Hindu), makanan ringan, dan minuman agar Angeline tidak jahil pada manusia di sekitar.

"Memang sih kalau dia datang tidak mengganggu. Namun, dengan dikasih jajanan dia lebih tenang," Ruta menandaskan.


Petir Menggelegar Usai Vonis

Terdakwa Margriet Megawe mengikuti sidang lanjutan kasus pembunuhan bocah Angeline di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. (Liputan6.com/Yudha Maruta)

Ada kejadian mengejutkan usai pembacaan vonis penjara seumur hidup terhadap ibu angkat Angeline, Margriet Christina Megawe. Setelah tim penasihat hukum Margriet menyatakan akan mengajukan banding, ketua majelis hakim Edward Harris Sinaga pun menutup persidangan kasus pembunuhan bocah Angeline dan meninggalkan ruang sidang.

Tak lama berselang, tiba-tiba suara petir menggelegar. Padahal, sinar matahari saat itu sedang terik menyengat. Beberapa pengunjung bahkan mengaitkan petir tersebut dengan hal mistis berhubungan dengan vonis yang dijatuhkan kepada ibu angkat bocah Angeline.

Bagus, misalnya. Ia yang sengaja datang untuk melihat langsung sidang pembacaan vonis kasus pembunuhan Angeline mengaku seperti ‎pertanda alam.

"Sepertinya itu tanda alam. Yang menandakan bahwa memang dia (Margriet) lah yang membunuh si cantik Angeline," ucap Bagus di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin 29 Februari 2016.


Taruhan Jam Rolex Rp 2 Miliar

Hotman Paris Hutapea (Liputan6.com/Fanani)

Sempat terjadi ketegangan antarpenasihat hukum jelang pembacaan vonis terhadap Margriet.

Hotman Paris Hutapea selaku pengacara Agus Tay Handa May, menantang kuasa hukum Margriet Megawe, Hotma Sitompul, terkait hasil putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar, untuk kasus pembunuhan Angeline yang diprediksi menjerat ibu angkat korban dengan hukuman mati.

"Bagaimana Bang Hotma Sitompul, berani tidak Anda bertaruh dengan saya, kalau hakim akan menghukum Margriet dengan hukuman mati," ucap Hotman Paris Hutapea di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, seperti dikutip dari Antara, Senin 29 Februari 2016.

Dalam pertemuan kedua pengacara kondang yang berlangsung tegang itu, Hotman Paris juga menantang taruhan Hotma Sitompul apabila hakim menjerat kliennya itu (Margriet Megawe) dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Ia berani mempertaruhkan jam tangan merek Rolex seharga Rp 2 miliar dalam tantangannya kepada pengacara Margriet itu. Namun, kuasa hukum Margriet meyakini hakim akan memberikan putusan seadil-adilnya sesuai fakta persidangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya