Derita Palestina Jadi Fokus Bahasan di KTT OKI

Menurut Retno KTT-LB OKI akan fokus membahas enam hal yang menjadi pokok permasalahan di Palestina.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 02 Mar 2016, 16:36 WIB
Menlu Retno Marsudi (kiri) ketika menjadi pembicara dalam diskusi di Kantor Staf Presiden, Komplek Istana, Jakarta, Rabu (2/3). Diskusi tersebut membahas seputar KTT OKI dan isu Palestina (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-LB) Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan digelar di Jakarta, pada 6 Maret 2016 mendatang. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, KTT-LB OKI akan fokus membahas mengenai persoalan yang terjadi di Palestina dan keberadaan kota suci Al Quds yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan antara Israel dan Palestina.

Menurut Retno KTT-LB OKI akan fokus membahas enam hal yang menjadi pokok permasalahan di Palestina. Pertama yaitu masalah perbatasan wilayah yang menjadi salah satu pemicu utama konflik Palestina-Israel. Persoalan batas wilayah ini juga menjadi hal yang sering dibahas, namun juga menjadi masalah yang paling sulit diselesaikan.

"Perbatasan, tentunya bahwa perbatasan mengacu sebelum 1967, kita lihat wilayah ini semakin lama tergerogoti ibarat keju Swiss. Ini ada pembatasan akses pemukiman yang akan mengubah wilayah Palestina. Terutama di Yerusalem," ujar Retno dalam diskusi yang diadakan di Kantor Staf Presiden, Jalan Veteran I, Jakarta, Rabu (2/3/2016).

Kedua, yaitu soal banyaknya jumlah pengungsi asal Palestina baik itu dari wilayah Tepi Barat atau wilayah Gaza yang keluar dari wilayah Palestina.


"Karena saat ini ada lebih dari 4 juta warga Palestina berada di luar wilayahnya," kata Retno.

Ketiga, yaitu membahas mengenai status kota Yerussalem yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan antara Palestina dengan Israel.

Kota Yerussalem menjadi wilayah yang diperebutkan oleh otoritas Israel dan Palestina. Namun demikian, yang akan menjadi perhatian yaitu kondisi warga Palestina yang masih berada di kota tersebut, khususnya dikawasan Yerussalem Timur.

"Yerussalem Timur, Ibu Kota Palestina, itu diklaim jadi ibu kota Israel. Kita lihat situasi lapangan semakin memburuk, kita lihat data, bahwa kalau kita lihat penduduk Palestina tinggal 36,8 persen. 75 persen hidup di bawah garis kemiskinan. Hanya 41 persen yang memiliki akses sekolah, 46 persen air bersih, 30 persen rumah berijin. Ini masalah pelik sekali dan ini akan kita bahas dalam KTT ini," ucap dia.

Selain tiga hal pokok tersebut, masalah mengenai keamanan wilayah di dua wilayah Palestina juga akan akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

"Keempat masalah pemukiman ilegal, Kelima soal keamanan bagi warga Palestina dan keenam masalah akses air bersih yang dialami oleh warga di sana," ucap Retno.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya