Liputan6.com, New York- Menuju hari H pernikahan, pada umumnya pasangan akan dipusingkan beragam hal mulai dari persiapan akad nikah, uang yang dikeluarkan, foto pre wedding, daftar tamu, pesta pernikahan danlainnya. Terang saja hal ini membuat pasangan ketar-ketir, deg-degan, hingga cemas yang berujung stres.
Baca Juga
Advertisement
"Pernikahan merupakan saat-saat di mana hal tersebut memengaruihi keuangan, dinamika keluarga, komitmen, hingga aneka ekspektasi yang muncul bahwa `Pernikahanku akan jadi hari paling membahagiakan dan bahagia untuk selama-lamanya', sehingga hal itu membuat stres," tutur psikolog klinis asal New York, Jocelyn Charnas, Ph.D.
Hal lain yang tak kalah penting bahwa pernikahan adalah sebuah keputusan transformatif dalam kehidupan. "Ketika kita berubah dan tumbuh hal itu biasanya diikuti rasa sakit," papar Charnas seperti dikutip laman Huffington Post, Kamis (3/3/2016).
Namun, ketika Anda dan pasangan melewati perasaan sedih, tak menentu, dan cemas hal tersebut menjadi proses positif dalam menguatkan hubungan dengan pasangan.
"Ketika pasangan mampu mengetahui dan mengeksplorasi penyebab perubahan tersebut, hal itu memperkuat hubungan dan pernikahan di masa depan," papar Charnas.